Hadir di Pesta Nikah di Daerah Ini, Jangan Coba-coba Kasih Amplop Kosong
Ditambahkan Budiansyah warga Karang Tinggi, selain agar tidak ada yang hanya menyodorkan amplop kosong, ini juga terkait dengan tradisi balas-balasan.
Tamu harus membawa amplop yang nilainya minimal sama dengan nominal yang pernah dia terima saat menjadi tuan rumah. Tentunya, ini berlaku bagi yang pernah menggelar acara pernikahan anaknya.
“Nah, catatan di buku biasanya jadi simpanan tuan rumah untuk balas-balasan,” ucap Budiansyah.
Jadi, amplop yang diberikan tamu dianggap utang harus dibayar kelak saat tamu tersebut mengadakan pesta pernikahan.
Masyarakat Benteng jarang membawa kado, ayam atau beras, kecuali yang mendapatkan pengaruh dari tradisi luar.
“Cara ini adalah sebuah kearifan lokal menggambarkan bahwa masyarakat Benteng memiliki sifat terbuka,” tutup Budiansyah.(**/sam/jpnn)
TRADISI unik terjadi dalam prosesi pernikahan warga Lembak Bengkulu Tengah (Benteng). Berlaku suatu aturan, panitia buka amplop langsung depan tamu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor