Hal-hal Mengejutkan dari Pengembangan Bandar Narkoba Yoyon

Hal-hal Mengejutkan dari Pengembangan Bandar Narkoba Yoyon
Foto dok.Jawa Pos

Iwan menambahkan bahwa angka itu merupakan nilai minimal transaksi. Sebab, uang Rp 1,5 miliar tersebut hanya cukup untuk membeli 1 kilogram sabu-sabu. Padahal, bandar itu sekali jual bisa lebih dari 1 kilogram. Bisa dibayangkan, untuk 2 kilogram sabu-sabu, nilainya mencapai Rp 3 miliar.

Semua transaksi kristal putih tersebut dilakukan secara tunai. Bandar mengambilnya dengan menyuruh orang yang identitasnya digunakan untuk membuat rekening. Dengan begitu, pemilik uang masih tetap terlindungi.

Perwira tinggi dengan dua melati di pundak itu menambahkan, berdasar hasil analisis laboratorium terhadap sabu-sabu yang dibawa Yoyon, petugas memastikan bahwa barang itu berasal dari luar negeri. ”Saya yakin dikirim dari Malaysia. Jenisnya sama dengan yang terdahulu,” jelasnya.

Sabu-sabu yang dibawa Yoyon itu juga memiliki kualitas premium dengan grade A. Karena itu, konsumennya adalah para bandar kecil yang sekali ambil dalam bilangan ons. Narkoba itu biasanya dicampur lagi dengan bahan lain sehingga memberikan keuntungan berlipat kepada penjual.

Iwan menjelaskan, sabu-sabu dari Malaysia masuk ke Indonesia melalui jalur darat. Dia menduga, narkoba itu masuk melalui Aceh. Daerah di ujung utara Pulau Sumatera tersebut sangat dekat dengan Malaysia. Dengan begitu, tidak sulit memasukkan sabu-sabu ke Indonesia.

Dari Aceh, barang itu dibawa ke Jakarta dengan menggunakan jalur darat dan laut. Kurir biasanya menggunakan kapal kecil untuk membawa sabu-sabu itu menyeberang ke Jawa. Sabu-sabu tersebut tidak langsung diantar ke Jakarta. ”Banyak yang ditemukan transit di Jatim dulu,” jelas Iwan.

Salah satu contohnya, penyitaan 3 kilogram sabu-sabu di Kediri beberapa waktu lalu. Sabu-sabu tersebut tiba di Pelabuhan Semarang, dibawa ke Jatim, lalu dikirim ke Jakarta. Tapi, ketika sampai di Kediri, pelaku ditangkap.

Modus ganti rute itu sengaja digunakan untuk mengaburkan jejak dari penciuman petugas. Cara itu pula yang digunakan Yoyon ketika akan mengirim sabu-sabu ke Surabaya. Dia berhenti di Stasiun Kediri, naik bus ke Batu, dan bertransaksi di Terminal Arjosari sebelum sampai di Rutan Medaeng.

SURABAYA - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim, menemukan sejumlah hal baru dalam  pengembangan penyidikan kasus Triyono, bandar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News