Hamas Mulai Resah, Rekonsiliasi Tak Sesuai Kesepakatan

Hamas Mulai Resah, Rekonsiliasi Tak Sesuai Kesepakatan
Warga Palestina di Gaza merayakan ditandatanganinya perjanjian rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah. Foto: Reuters

jpnn.com, GAZA - Faksi-faksi di Palestina akhirnya satu suara. Berdasar konferensi pers yang diadakan Rabu (22/11) di Kairo, Mesir, disepakati bahwa mereka melaksanakan pemilu pada akhir 2018.

Komisi Pemilihan Pusat diminta untuk melakukan persiapan agar proses pemilu presiden dan pemilihan legislator berjalan lancar. Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang akan menentukan tanggal pasti pelaksanaan pemilu.

Selain Hamas dan Fatah, faksi lain yang hadir adalah perwakilan dari Islamic Jihad, Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP), dan Democratic Front for the Liberation of Palestine (DFLP).

Faksi-faksi itu berada di Kairo, Mesir, untuk membahas kelanjutan rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah. Pada 12 Oktober lalu dua kelompok terbesar di Palestina tersebut sepakat untuk bersatu.

Dalam pertemuan itu juga disepakati agar Palestinian Liberation Organization (PLO) diaktifkan lagi sebagai satu-satunya perwakilan resmi rakyat Palestina. Selama ini PLO mati suri.

Mereka juga meminta blokade selama lebih dari satu dekade di Jalur Gaza diakhiri. Dengan begitu, penduduk Gaza tak lagi menderita.

Meski banyak kemajuan, masih ada beberapa hal yang menjadi tanda tanya publik. Salah satunya adalah pelucutan sayap militer Hamas. Brigade Al Qassam milik Hamas memiliki senjata yang jauh lebih mumpuni daripada milik Fatah.

Menanggapi hal tersebut, Komisioner Urusan Nasional Fatah Azzam Al Ahmad mengungkapkan, Palestinian Authority (PA) hanya menegaskan bahwa pasukan keamanan Palestina harus bersatu.

Menurut perwakilan Hamas Salah Al Bardaweel, praktik di lapangan masih jauh dari kesepakatan di atas kertas

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News