Hanura Soroti tak Meratanya Keadilan
Contohnya, kata Wiranto, kekuatan jabatan yang semena-mena, kerakusan, ketamakan dan tak pernah puas menggerogoti hak-hak kedaulatan rakyat.
"Pejabat berubah jadi penjajah model baru," kata bekas Ajudan Presiden RI ini.
Menurutnya, nafsu jahat para pemimpin telah merusak bangsa ini. Mereka, tegas dia, telah menjadi raja-raja kecil yang menyebabkan bangsa ini seakan-akan masih jalan di tempat. "Korupsi, kolusi dimana, hukum bisa dibeli dan disiasati," kata Wiranto.
Melihat hal itu, Wiranto mengajak bangsa ini tidak tinggal diam dan membiarkan nafsu itu menggerogoti bangsa ini. "Kita harus berani dan tegas dengan menempatkan hati nurani di dada pemimpin Indonesia. Hanura sudah membuktikan. Hanura bukan sekedar parpol, tapi gerakan moral yang menempatkan hati nurani di dada pemimpinnya," ujar Wiranto.
Sementara cawapres Hanura, Hary Tanoesoedibjo berpesan kepada masyarakat untuk tidak golput. Menurutnya, memberikan hak suara sangat penting sekali.
"Pesan saya jangan golput, gunakan hak pilih. Kalau golput sama saja menyerahkan bangsa kita kepada orang lain," jelas Hary.
Kedua, ia berpesan agar tidak salah pilih pada 9 April 2014 nanti. Ia mengajak memilih partai yang punya visi misi membangun Indonesia menjadi negara maju dan memiliki konsep.
"Kita perlu kejujuran dan kompetensi sehingga bisa membangun. Pilihlah Partai Hanura, coblos nomor 10," ungkap Hari. (boy/jpnn)
JAKARTA -- Calon presiden Partai Hanura Wiranto menyoroti masih tidak adil dan meratanya pembangunan yang dirasakan masyarakat Indonesia. Pahadal,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 3 Kategori Orang Ini, Jangan Sampai Menjabat di Kabinet Prabowo-Gibran
- Nikmati Kemewahan Layanan Kesehatan Bedah Orthopedi-Vaskular di RS Premier Bintaro
- Jaring Potensi Petani Muda, Inilah 75 Nominee Young Ambassador Agriculture Pilihan Kementan
- Cetak Instruktur Fitness, PKS Konsisten Membangun Gaya Hidup Sehat di Masyarakat
- Perkumpulan Kader Bangsa Ingin Prabowo-Gibran Fokus Pada 3 Isu Ini
- Pakar Lingkungan UNP Sebut Air yang di Atas Baku Mutu Tidak Dapat Lagi Dikonsumsi