Hanya Papasan di Hotel, Bantah Bahas Sengketa Pilkada

Hanya Papasan di Hotel, Bantah Bahas Sengketa Pilkada
Mahkamah Konstitusi. Foto: dok jpnn

Karena inilah yang membuat Arbab tidak enak dengan Akil dan Umar Samiun.

"Karena kalau uang Rp 1 miliar itu adalah suatu kejahatan, seharusnya saya yang duduk di kursi terdakwa, bukan Umar Samiun,” kata Arbab.

Arbab melanjutkan, setelah SMS permintaan uang tersebut dikirim ke Umar, dia langsung putus komunikasi.

Begitu juga dengan Umar tidak pernah memberikan informasi bahwa sudah mengirimkan uang Rp 1 miliar ke rekening CV Ratu Samagat.

“Makanya saya tidak pernah tahu bahwa ada uang dikirim ke rekening CV Ratu Samagat, begitu juga Akil tidak tahu tentang uang itu karena saya tidak pernah membahas Pilkada Buton dengannya," katanya.

Menurut dia, jika tahu ada uang dari Umar pasti langsung akan menghubungi Akil.

"Saya akan katakan "bro, itu ada uang saya Rp 1 miliar, tolong ditarik untuk saya’. Tapi, ini kan tidak ada,” jelasnya.

Penasihat hukum Umar, Saleh mengatakan, kesaksian Arbab semakin memperjelas status Rp 1 miliar tersebut.

Pengacara Arbab Paproeka membantah pernah membahas sengketa pilkada Buton, Sulawesi Utara, dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News