Harap-Harap Cemas Ekspansi Regional Gojek

Harap-Harap Cemas Ekspansi Regional Gojek
Ilustrasi perusahaan aplikasi pelayanan dan transportasi jasa ojek online, atau biasa disebut Gojek. Foto: Ricardo/JPNN.com

Di luar Filipina, Gojek telah hadir di tiga negara Asia Tenggara dan mengklaim telah mengumpulkan USD 1,5 miliar dalam transaksi di luar Indonesia, walau tidak memberikan angka pendapatan. Juru bicara Gojek, dikutip the-ken.com, mengatakan ingin mengurangi ketergantungan pendapatan dari Indonesia hingga 50% dalam dua tahun ke depan.

Namun, target itu terasa ambisius karena, misalnya, perusahaan itu belum menerima pembayaran dengan kartu kredit di pasar mana pun di luar Indonesia.

Di Vietnam, manajemen puncak Go-Viet, telah berganti tiga kali yang mengisyaratkan ketidakstabilan dan kurangnya strategi. CEO Go-Viet Christy Le, sebelumnya adalah CEO Facebook Vietnam, mengundurkan diri setelah hanya lima bulan di perusahaan itu.

Pendahulunya, Nguyen Duc sedikit lebih beruntung karena bertahan enam bulan. Menurut laporan ABI Research, Go-Viet hanya berhasil mencapai pangsa pasar 10,3%, bersaing tipis dengan pemain lokal Be dan FastGo. Pasar ride-hailing negara itu didominasi Grab dengan pangsa 72,9%.

Suasana ceria perayaan ulang tahun pertama Get berbeda dengan apa yang dirasakan oleh seorang mantan manajer Get. Ia mengatakan semua keputusan diambil di Jakarta dan mengabaikan kondisi di lapangan.

“Manajemen di Indonesia seperti tidak mengerti apa yang mereka lakukan dengan ekspansi ini. Sangat sedikit dukungan dari kantor pusat dalam produk dan strategi. Selama saya di sana, tim ekspansi internasional Gojek dirombak tiga kali dan saya harus berurusan dengan banyak orang berbeda dalam rentang satu tahun,” ujar mantan manajer Get tersebut, dikutip the-ken.com.

Bahkan di bisnis pembayaran, Gojek tampak tak memiliki koordinasi di Thailand. Seperti dipaparkan dalam laporan the-ken.com, layanan Get menyediakan konsumen mengisi uang ke akun mereka untuk pembayaran cashless dengan beberapa cara, termasuk menyerahkan uang tunai ke pengemudi. Namun saldo akun itu hanya bisa digunakan untuk naik ojek, sementara untuk pengiriman makanan masih tetap menggunakan uang tunai. Ini yang dikabarkan membuat frustasi banyak pengguna mereka.

"Terlepas dari bagaimana ia berkembang, Gojek sebaiknya tidak head-to-head dengan Grab," kata Yinglan Tan, pendiri managing partner di Insignia Venture Partners. Gojek dapat fokus pada layanan tertentu yang bekerja di seluruh Asia Tenggara, seperti logistik dan pembayaran lintas batas, tambah Tan dikutip the-ken.com.

Aplikasi Get, penyedia layanan on-demand hasil ekspansi Gojek ke Thailand, merayakan ulang tahunnya yang pertamanya pada 27 Februari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News