Harap-harap Cemas Pelaku Pasar, Bikin Rupiah Tak Kuasa Menahan USD
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai pelemahan rupiah terhadap USD pada Kamis pagi (26/8) terjadi karena pelaku pasar menanti pidato Gubernur The Federal Reserve.
Seperti diketahui Bank Sentral AS itu akan memberikan pengumuman terkait kebijakannya pada akhir pekan.
Menurut Ariston, sentimen pasar terlihat beragam pagi ini.
Rupiah dibuka melemah 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp 14.410 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.393 per USD.
Kenaikan indeks saham AS semalam tidak serta merta menopang penguatan indeks saham Asia pagi ini. Demikian juga nilai tukar regional, tidak langsung menguat terhadap USD pagi ini.
"Pasar kelihatannya berkonsolidasi mengantisipasi pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell mengenai prospek kebijakan tapering off tahun ini di acara tahunan bank sentral AS di Jackson Hole di akhir pekan ini," ujar Ariston.
Di sisi lain, lanjut Ariston, pengendalian Covid-19 di dalam negeri yang mulai menunjukkan hasil, membantu menahan pelemahan nilai tukar rupiah.
Jumlah kasus harian Covid-19 di tanah air pada Rabu (25/8) bertambah 18.671 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 4,03 juta kasus.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai pelemahan rupiah terhadap USD Kamis (26/8) terjadi karena pelaku pasar menanti perkembangan tapering off The Fed.
- Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Baik dari Mata Uang Negara Lain
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lagi, jadi Sebegini Per Gram
- Proyek IKN Mulai Dilirik Pemerintah dan Investor Belanda
- Edukasi Investasi, Bibit.Id Jelaskan 3 Alasan Beli Sukuk Seri ST012
- Microsoft Berinvestasi di Indonesia, Luhut: Anda Tidak akan Menyesal, Saya Janji
- Ketua Koperasi Ini Jadi Tersangka Investasi Bodong, Begini Modusnya