Harapan Kanjuruhan

Oleh: Dahlan Iskan

Harapan Kanjuruhan
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Namun, jam 20.00 terlalu malam. Yang terbaik tetap malam tetapi dimulainya jam 18.00 atau 18.30.

Masalahnya: stasiun TV kurang tertarik. Sepak bola tidak bisa membuat penonton terisak-isak pada jam prime time itu.

Kalau saja ada yang meneliti, mungkin jam-jam itulah pemakaian tisu tertinggi di Indonesia.

Tidak semua pertandingan sepak bola ratingnya rendah. Persebaya, Persib, Persija adalah tiga tim teratas dalam hal rating. Lalu Arema, PSIS, dan PSM.

Stasiun TV, kalau boleh, pasti hanya mau membeli pertandingan yang melibatkan enam tim itu. Namun PT LIB menjualnya secara paket: harus ambil semua.

Maka, untuk jadwal, kita punya tiga pilihan. Main sore dengan hak siar tetap dijual. Tentu dengan harga lebih murah. Enam klub tadi tidak akan keberatan.

Dengan main sore pendapatan mereka bertambah: dari penjualan karcis.

Pilihan kedua, main malam hari tetapi jam 18.00 dimulai. Kalau stasiun TV tidak berminat mengambilnya tidak masalah. Klub-klub bisa jualan aplikasi live streaming.

Ratusan, ribuan, Bonek berkumpul di Tugu Pahlawan Surabaya. Secara spontan. Malam hari kemarin. Mereka menyalakan lilin. Doa untuk Aremania-Aremania.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News