Harga Bahan Pangan di Australia Naik, Pengusaha Restoran Indonesia Khawatir Konsumen Lari

Harga Bahan Pangan di Australia Naik, Pengusaha Restoran Indonesia Khawatir Konsumen Lari
Nasi Padang, salah satu menu restoran A'la Indo di Sydney yang harus mengalami kenaikan harga sekitar 1 dolar.  (Istimewa)

"Konsumen memang mengeluh, kok harganya naik, tapi kita ngasih penjelasan, dan mereka bisa lihat sendiri di pasar bagaimana kondisi harga-harga saat ini," jelasnya.

"Kenaikan harga di kami itu maksimum 20 persen, jadi misalnya tadinya harga satu menu 15 dolar sekarang menjadi 18 dolar," ujar Misniarti.

Ia mengatakan ia sudah mencoba bertahan dengan menciptakan menu-menu yang bisa mempertahankan harga, tapi merasa upayanya tidak akan cukup untuk mempertahankan bisnisnya.

Misniarti menyebutkan pengusaha restoran juga tidak mungkin mengurangi porsi menunya demi menyesuaikan kenaikan harga bahan dan bumbu.

"Jadi mau enggak mau mau kita harus kreatif, bagaimana caranya tetap bisa bertahan, yaitu dengan melayani catering yang kita antar," jelas Misniarti.

Apalagi sekarang ini, katanya, banyak orang yang mencoba buka usaha restoran baru dengan menu-menu baru atau bisnis rumahan yang juga menawarkan 'catering'.

"Itu semua bersaing dengan kita. Cost mereka jauh dari cost kita," katanya.

Melihat adanya penurunan konsumen

Baik Ling Ling maupun Misniarti mengakui adanya penurunan jumlah konsumen di restoran-restoran Indonesia saat ini akibat konsumen yang memilih untuk mengurangi makan di luar. 

Sejumlah pengusaha restoran di Australia, termasuk restoran Indonesia mengaku terpaksa menaikkan harga makanannya, karena harga bahan dan bumbu yang juga naik

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News