Harga Bahan Pangan di Australia Naik, Pengusaha Restoran Indonesia Khawatir Konsumen Lari

Harga Bahan Pangan di Australia Naik, Pengusaha Restoran Indonesia Khawatir Konsumen Lari
Nasi Padang, salah satu menu restoran A'la Indo di Sydney yang harus mengalami kenaikan harga sekitar 1 dolar.  (Istimewa)

Meski mengakui memasak sendiri sendiri lebih murah, namun Nini mengatakan harga bahan makanan seperti daging ayam sudah naik di toko halal langganannya.

"Kami menghabiskan sekitar 1.600 - 2.000 dolar per bulan untuk makan," kata Nini yang sudah empat tahun tinggal di Australia.

Dhamar Haryadi, seorang warga asal Indonesia yang tinggal di Kota Brisbane juga merasa jika ingin memasak sendiri, harga bahan-bahan makanan saat ini juga sudah mahal.

"Harga telur selusin pada empat bulan yang lalu masih bisa dapat 3 dolar, sekarang paling murah 3,89 dolar," tambahnya.

Menurut pengamatan Misniarti,  bagi keluarga muda dengan dua orang tua yang sama-sama bekerja, membeli makanan di restoran masih lebih efisien secara biaya dan waktu ketimbang memasak sendiri.

"Lebih menguntungkan bagi mereka untuk beli makanan jadi atau catering daripada masak sendiri," katanya.

Laporan ABC News menyatakan laju inflasi pada beberapa komponen barang akan mengalami perlambatan.

"Penurunan harga minyak mentah baru-baru ini menunjukkan inflasi bahan bakar otomotif akan melambat tajam pada kuartal mendatang," kata ekonom Marcel Thieliant dari Capital Economics.

Sejumlah pengusaha restoran di Australia, termasuk restoran Indonesia mengaku terpaksa menaikkan harga makanannya, karena harga bahan dan bumbu yang juga naik

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News