Harga Bawang di Australia Tinggi, Ibu Asal Indonesia Jadi Lebih Kreatif di Dapur

Harga Bawang di Australia Tinggi, Ibu Asal Indonesia Jadi Lebih Kreatif di Dapur
Australia telah mengekspor gandum senilai sekitar A$1 miliar setiap bulan sejak November 2021. (Supplied: Ash Bowman)

ABARES telah merevisi perkiraan produksi biji-bijian turun 2 juta ton sejak perkiraan bulan September.

Tetapi kondisi petani biji-bijian Australia Barat dan Australia Selatan cukup menguntungkan untuk menutupi kerugian, dengan total produksi biji-bijian diperkirakan mencapai 62 juta ton, rekor panen tertinggi kedua.

Meski harga tinggi, petani musim ini telah membayar harga yang jauh lebih tinggi untuk bahan bakar, pupuk, dan bahan kimia pertanian.

"Kami melihat tekanan yang nyata terjadi," kata Dr Greenville .

"Tahun lalu kami melihat beberapa rekor keuntungan pertanian di seluruh negeri, tetapi berdasarkan apa yang kami amati terkait harga pupuk, kami berharap melihat keuntungan yang diperoleh juga terpotong cukup banyak."

Sejak Juni 2021, harga pupuk naik lebih dari 100 persen, sementara bahan kimia naik 30 persen.

Simak artikenya dalam bahasa Inggris dari ABC News.


Seorang ibu asal Indonesia mengaku kenaikan harga bawang yang sangat tinggi di Australia membuat ia hanya bisa menggunakannya sesekali, tak bisa di semua masakan


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News