Harga BBM Naik, Coba Rekomendasi Saham Ini, Masih Menarik

Harga BBM Naik, Coba Rekomendasi Saham Ini, Masih Menarik
Praktisi Pasar Modal Sunar Sutanto menjelaskan bila ada kenaikan harga BBM subsidi maka tidak akan terlalu berpengaruh terhadap kinerja emiten hingga akhir 2022. Ilustrasi: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di level 0,25 persen dinilai masih sesuai dengan ekspektasi pasar.

Upaya BI menjaga kestabilan ekonomi dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen masih dinilai aman.

Aksi ini merupakan langkah mendahului sebelum lonjakan inflasi benar-benar terjadi bila harga bahan bakar minyak dinaikkan dan terjadi gejolak harga pangan.

Praktisi Pasar Modal Sunar Sutanto menjelaskan bila ada kenaikan harga BBM subsidi maka tidak akan terlalu berpengaruh terhadap kinerja emiten hingga akhir tahun ini.

“Menekan cost distribusi dengan menggunakan jasa pihak ketiga biasanya merupakan langkah yang strategis untuk menekan biaya Operasional,” jelas Sunar.

Laporan keuangan LTLS semester I-2022 mencatat beban bongkar muat, pengiriman dan transportasi sebesar 5,62 persen terhadap keseluruhan beban pokok penjualan dan jasa.

Dia merekomendasikan saham LTLS masih menarik untuk dikoleksi oleh para investor.

“Jadi, kenaikan harga BBM harusnya tidak signifikan pengaruhnya terhadap Nett Profit Margin dari LTLS,” jelasnya.

Investor Relation PT Lautan Luas Tbk Eurike Hadijaya tetap optimistis bisa meningkatkan laba perseroan ke depannya.

Menurutnya, berdasarkan kinerja semester I-2022 peningkatan laba cukup signifkan.

Pada paruh pertama tahun ini, LTLS mencatat pendapatan sebesar Rp 4,06 triliun, naik 32 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,07 triliun.

"Kami berhasil meningkatkan pendapatan dan mempertahankan marjin laba di tengah berbagai tantangan ekonomi global yang masih melambat. Kedepannya, kami akan terus memfokuskan penjualan kepada industri makanan dan minuman, Personal Home Care dan air,” jelas Eurike, di Jakarta, Kamis (8/9).

Perolehan laba bersih perseroan juga tumbuh menjadi Rp 181 miliar, naik 134 persen dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 77 miliar.

Praktisi Pasar Modal Sunar Sutanto menjelaskan bila ada kenaikan harga BBM subsidi maka tidak akan terlalu berpengaruh terhadap kinerja emiten hingga akhir 2022

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News