Harga Bitcoin Tembus Rp1,7 Miliar, CEO Indodax Ingatkan Hal ini

"Analisis on-chain menunjukkan cadangan devisa Bitcoin di bursa terus menurun. Hal ini menandakan banyak investor yang memilih menyimpan aset mereka, yang menjadi pendorong utama dalam reli harga saat ini," jelas Oscar.
Menurutnya, indikator Fear and Greed Index yang berada di angka 80 menunjukkan dominasi sentimen optimisme.
"Namun, sentimen ini harus diimbangi dengan kewaspadaan, mengingat volatilitas pasar kripto yang tinggi dapat membawa risiko bagi investor," tambahnya.
Oscar juga menyoroti peran data makroekonomi AS, seperti inflasi, dalam mendukung tren positif ini.
"Inflasi yang terkendali dan kebijakan moneter yang stabil memberikan pondasi bagi Bitcoin untuk terus menarik minat dari berbagai kalangan, termasuk investor institusional," kata Oscar.
Di sisi lain, Oscar mengingatkan investor untuk tidak terbawa euforia semata.
"Meskipun tren makroekonomi mendukung, investor harus tetap berhati-hati dan mempertimbangkan risiko yang ada sebelum mengambil keputusan investasi," serunya.
Terakhir, Oscar menegaskan pentingnya diversifikasi dalam berinvestasi.
Pencapaian Bitcoin ini mencerminkan semakin kuatnya kepercayaan pasar terhadap aset digital di tengah dukungan dari pemain institusional besar.
- Kuartal II 2025, Harga Bitcoin Diprediksi Makin Melejit
- 5 Tip Menghadapi Volatilitas Kripto, Upbit Imbau Dana Darurat Sebagai Prioritas
- Pintu Gelar Trading Competition 2025 Berhadiah Rp100 Juta, Yuk Ikutan!
- Mengenal Nonce dan Mining Difficulty dalam Penambangan Bitcoin
- Lampaui Amazon dan Google, Bitcoin Kini Jadi Aset Kelima Terbesar di Dunia
- Harga Bitcoin Tembus Rp1,56 Miliar, CEO Indodax Ajak Masyarakat Mulai Mengubah Pola Pikir