Harga Emas Hari Ini Berbalik Loyo Terdampak Gejolak Geopolitik

Harga Emas Hari Ini Berbalik Loyo Terdampak Gejolak Geopolitik
Harga emas turun tipis pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), berbalik melemah dari kenaikan sehari sebelumnya. Ilustrasi: Sultan Amanda/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Harga emas turun tipis pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), berbalik melemah dari kenaikan sehari sebelumnya menjelang kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Harga emas loyo terdampak perang di Ukraina yang berkelanjutan dan inflasi tinggi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, turun tipis USD 1,8 atau 0,10 persen, menjadi ditutup pada USD 1.868,80 per ounce, setelah menguat USD 7 AS atau 0,38 persen menjadi USD 1.870,6 per ounce di sesi sebelumnya.

Emas berjangka anjlok USD 48,10 atau 2,52 persen menjadi USD 1.863,6 per ounce pada Senin (2/5/2022), setelah melonjak USD 20,4 atau 1,08 persen menjadi USD 1.911,70 pada Jumat (29/4).

Harga emas berjangka anjlok tak lama setelah The Fed mengakhiri pertemuan kebijakan moneternya dan mengumumkan untuk menaikkan suku bunga setengah poin persentase dan meluncurkan penjualan stok obligasi USD 9 triliun mulai Juni.

Investor memperkirakan lebih banyak kenaikan suku bunga di waktu mendatang karena Federal Reserve berusaha mengendalikan inflasi yang berjalan pada level terpanas sejak awal 1980-an.

Data ekonomi yang dirilis pada Rabu (4/5) beragam. Indeks manajer pembelian (PMI) sektor jasa AS dari Global S&P turun menjadi 55,6 di April dari 58,0 di Maret, terendah tiga bulan, tetapi sedikit di atas pembacaan awal 54,7.

Laporan ketenagakerjaan Automated Data Processing Inc. menunjukkan perusahaan swasta menambahkan hanya 247 ribu pekerja pada April. Angka itu di bawah ekspektasi untuk kenaikan 395 ribu dan dibandingkan dengan angka revisi 479 ribu yang ditambahkan pada Maret.

Harga emas turun tipis pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), berbalik melemah dari kenaikan sehari sebelumnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News