Harga Gabah Petani Tinggi, Bulog Ogah Beli

Harga Gabah Petani Tinggi, Bulog Ogah Beli
Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - KARANGANYAR – Sebagian petani padi di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah terpaksa mengelus dada. Sebab, gabah panenan mereka ternyata tak dibeli oleh Bulog.

Sebagaimana diberitakan Radar Solo, gudang Bulog Karanganyar justru memilih membeli beras dari petani di Sragen.  Penyebabnya karena harga beras di Karanganyar dinilai terlalu tinggi bagi Bulog.

Kepala Gudang Bulog Karanganyar, Joko Suwondo mengatakan, pihaknya memang menjalin kemitraan dengan penyetor beras untuk menyerap panenan petani. Mitra Bulog itu paling banyak berasal dari wilayah Kabupaten Sragen. Secara otomatis, beras yang diserap juga berasal dari daerah itu.

Sedangkan penyetor beras yang berasal dari Karanganyar hanya dua mitra. Hal itu disebabkan karena masyarakat menganggap prosedur menjadi mitra penyetor beras terlalu sulit. Akibatnya, petani enggan menjadi mitra penyetor beras di gudang Bulog Karanganyar.

”Selain itu karena faktor harga beras yang tidak sesuai dengan keinginan Bulog. Harga dari petani sudah mencapai delapan ribu (Rp 8.000) lebih, sementara harga yang ditentukan Bulog tujuh ribu (Rp 7.300),” kata Joko.

Namun demikian, penyerapan beras tetap dilakukan dan tidak mengalami kendala. Hingga kini Gudang Bulog Karanganyar sudah menyerap 1200 ton. Target tahunan penyerapan beras mencapai 5500 ton.

”Penyerapan dimulai 23 Maret. Akhir tahun bisa terpenuhi,” terangnya.

Adi Lukito, salah satu mitra Bulog asal Karanganyar mengatakan, sebenarnya tidak sulit untuk menjadi mitra BUMN bidang pangan itu. Ia bahkan mencari beras hingga Wonogiri untuk kemudian disetorkan ke Bulog.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News