Harga Keekomian EBT Kian Kompetitif

Harga Keekomian EBT Kian Kompetitif
Arsip foto - Sekjen Kementerian ESDM Dadan Kusdiana. ANTARA/Benardy Ferdiansyah

Dia menilai harga energi hijau bahkan lebih murah. Hal itu menunjukkan bahwa pembangkit listrik dari EBT bisa lebih kompetitif.

"Harga listrik PLTS Cirata (5,8 sen dolar AS per kWh) itu angkanya di bawah 6 sen dolar AS per kWh juga. Kalau ingin sederhana hitung saja, misal produksi listrik dari batu bara satu kWh itu perlu sekitar 0,7 sampai 0,8 kilo batu bara. Jadi, komponen bahan bakarnya itu bisa langsung dihitung di situ. Yang per sekarang angkanya harus lebih mahal dari yang tadi. Apakah EBT ini kompetitif? sekarang sudah tendensinya ke situ," paparnya.

Dengan harga batu bara acuan (HBA) berkisar antara 125-130 dolar AS per ton, maka harga listrik dari EBT sudah dapat bersaing dengan yang berbasis fosil.

"Dengan HBA saat ini berkisar di angka sekitar 130 dolar AS per ton ini sudah bersaing. Jadi, EBT ini sekarang sudah masuk skala keekonomian. Kita head to head saja dengan fosil sudah bisa. Jadi, narasi yang ingin saya bangun itu adalah sekarang tidak ada alasan lagi untuk tidak memakai EBT," kata Dadan. (antara/jpnn)

Kemajuan dalam teknologi energi terbarukan (EBT), khususnya pada sektor PLTS dan angin PLTB, telah memungkinkan efisiensi yang lebih tinggi.


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News