Harga Telur Susah Turun, NFA Prediksi Akan Ada Titik Keseimbangan Baru

Harga Telur Susah Turun, NFA Prediksi Akan Ada Titik Keseimbangan Baru
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memprediksi akan ada harga keseimbangan baru pada komoditas telur dan daging ayam. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memprediksi akan ada harga keseimbangan baru pada komoditas telur dan daging ayam.

Hal itu diungkapkan Arief mengingat fluktuasi harga telur ayam maupun daging ayam.

Menurutnya, harga keseimbangan baru bisa terjadi karena adanya kenaikan biaya pokok produksi yang membebani produsen.

"Harga telur dan ayam broiler tidak terlepas dari struktur biaya yang membentuk harga di tingkat hilir,” kata Kepala NFA Arief, di Jakarta, Jumat.

Arief mencontohkan mekanisme kenaikan harga dengan naiknya harga DOC (Day Old Chick) yang sebelumnya Rp 5.000 saat ini sampai Rp 8.000 per ekor. Harga jagung dulu Rp 3.150 per kilogram saat ini Rp 5.000 per kilogram.

Sebelumnya, bahkan sampai di atas Rp 6.000 per kilogram.

“Oleh karena itu, tugas kita bersama menjaga kewajaran harga di tiga lini, yaitu di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen sesuai arahan Bapak Presiden,” ujarnya lagi.

NFA telah mengeluarkan regulasi yang mengatur kenaikan harga acuan melalui Perbadan 5 Tahun 2022 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras. Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengatasi disparitas harga produksi dan harga jual ayam di pasaran.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memprediksi akan ada harga keseimbangan baru pada komoditas telur dan daging ayam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News