Hari AIDS Dirayakan Saat Anak Indonesia dengan HIV Masih Kesulitan Obat

"Selama ini kalau fisiknya nggak apa-apa, anggapannya orang itu ya baik-baik saja. Padahal mereka mungkin butuh ngobrol sama dokter terkait mental health issue-nya," kata Ayu.

Kebutuhan psikologis orang dengan HIV ini juga menjadi sorotan Tasya.
Karena pandemi, menurutnya, akses mendampingi anak di rumah sakit yang biasa dilakukan oleh Lentera Anak Pelangi menjadi terhambat.
"Di saat anak sakit, dukungan psikologis biasanya juga diperlukan dan dilakukan oleh teman-teman dari divisi psikososial yang mengajak mereka ngobrol, membawa buku gambar, mainan, atau sekedar mendengarkan keluh kesah dari Ibu yang sudah berminggu-minggu menunggui anaknya di rumah sakit, misalnya."
"Selama COVID-19 ini kami tidak bisa berbuat banyak untuk mereka yang sedang dirawat di rumah sakit. Bahkan ketika meninggal, meskipun bukan karena COVID, kami nggak bisa hadir dan memberi dukungan," tutur Tasya
Peringatan Hari Aids hanya 'Selebrasi tanpa hati'
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan upaya penanganan HIV/AIDS tidak boleh luput dari perhatian di masa pandemi COVID-19.
Hal itu disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi pada hari AIDS sedunia, Selasa kemarin (01/12).
Pada tahun 2009, Ayu Oktariani untuk pertama kalinya mengetahui bahwa ia terinfeksi 'human immunodeficiency virus' atau HIV
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- PTM Capai 73%, Workshop FIA & GAPMMI Bedah Strategi untuk Hadapi Tantangan Kesehatan
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- 7 Menu Sarapan yang Baik untuk Menjaga Kesehatan Tubuh