Hari Gunawan, Atlet Bumerang Spesialis Trick Catch dari Surabaya

Juara Dua Tahun Berturut-turut, Bisa Tangkap Pakai Kaki

Hari Gunawan, Atlet Bumerang Spesialis Trick Catch dari Surabaya
Hari Gunawan, Atlet Bumerang Spesialis Trick Catch dari Surabaya

Sebagai olahraga, bumerang memiliki banyak subkategori perlombaan. Misalnya, endurance (menangkap bumerang sebanyak-banyaknya dalam lima menit), fast catch (adu cepat menangkap), MTA 100 (adu melempar bumerang terlama), hingga trick catch (menangkap bumerang dengan gaya).

Seminggu sekali dia meluangkan waktu untuk bermain bumerang. Nah, di sinilah tantangan bermain bumerang yang sesungguhnya. Mencari tempat luas. Itulah yang mengakibatkan olahraga tersebut tergolong sukar untuk dimainkan. Terutama di kota besar seperti Surabaya. Sebab, untuk bermain bumerang, diperlukan lahan kosong yang luas. ”Paling tidak 50 meter tanah kosong,” kata Hari. Dengan lahan yang sedemikian luas, pemain bumerang hanya bisa melemparkan bumerang yang daya jangkaunya pendek. Padahal, daya jangkau bumerang rata-rata 100 meter. Yang terluas bisa sampai 200 meter.

Susahnya mencari lahan yang cocok juga membuat banyak peminat bumerang di Surabaya balik kucing. ”Banyak yang tak tahan hingga akhirnya mundur,” tambah Hari yang merangkap sebagai ketua Buaya (Bumerang Surabaya). Padahal, di Surabaya masih ada satu lapangan luas yang bisa digunakan untuk melempar bumerang. Yaitu, di Rungkut. ”Tapi, harus hati-hati. Sebab, banyak tiang listrik,” ungkapnya.

Hal itu pula yang membuat Hari rajin menyambangi Alun-Alun Sidoarjo setiap Minggu. Sebab, di Sidoarjo masih ada tanah kosong yang bisa digunakan untuk bermain bumerang. Yaitu, Alun-Alun Sidoarjo. Namun, karena panjang lapangan hanya sekitar 60 meter, bumerang yang dilempar hanya bumerang dengan daya jangkau pendek.

Untuk mengobati rasa kangen melempar bumerang dengan daya jangkau panjang, dia berburu tanah kosong. Khususnya lahan pembangunan pabrik baru. Biasanya, lokasi seperti itu cukup luas. Setidaknya panjangnya mencapai 100 sampai 150 meter.

Aktif mengikuti perlombaan bumerang nasional kerap membuat Hari bertemu dengan banyak pemain bumerang. Baik dari kelas nasional maupun internasional. Pernah saat dia mengikuti lomba di Bandung, atlet bumerang dari Australia bertanya mengenai dapur pembuatan bumerang di Indonesia.

”Kami pakai gerinda,” kata Hari. Jawaban itu membuat mereka terkejut. Malah tidak sedikit yang memprotes bahwa cara tersebut terlalu berbahaya. Sebab, apabila tidak berhati-hati, tangan bisa terluka. Bahkan, nyawa terancam. Pembuatan bumerang di luar negeri menggunakan sebuah mesin ampelas dudukan. Mesin bergerak otomatis, sementara perajin hanya perlu menggerakkan materi yang akan diolah menjadi bumerang.

Saat itu Hari dan pemain bumerang Indonesia langsung menjelaskan. Gerinda diikat dengan tali dan digantungkan di langit-langit. Tujuannya, gerinda bisa dipakai tanpa perlu dipegangi. Dengan demikian, kedua tangan bebas untuk mengolah bumerang.

Saban Minggu Hari Gunawan menyempatkan diri datang ke Alun-Alun Sidoarjo. Memang, kadang dia datang. Kadang tidak. Kesibukan sebagai fotografer lepas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News