Haris Azhar Sebut Gibran bin Jokowi Dapat Karpet Merah, Beda dengan Anak Muda Lainnya

Haris Azhar Sebut Gibran bin Jokowi Dapat Karpet Merah, Beda dengan Anak Muda Lainnya
Haris Azhar. Foto/ilustrasi: YouTube/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lokataru Haris Azhar menilai kesempatan yang didapat oleh Cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka sangat berbeda dengan yang diterima oleh anak muda lainnya di Indonesia.

Haris menyoroti debat Capres yang dilaksanakan oleh KPU Selasa (12/12). Menurutnya, pada topik pembahasan mengenai penegakan hukum, Prabowo Subianto tersandera oleh wakilnya Gibran Rakabuming Raka.

Gibran dianggap lolos kontestasi karena beberapa polemik atau kontroversi.

Haris Azhar juga menyinggung mengenai penegakan hukum yang tidak merata di masyarakat. Bahkan ia tidak ragu menyebut bahwa Gibran mendapat hak istimewa atas pencalonannya sebagai wakil dari Prabowo.

“Tumpul ke atas, tajam ke bawah. Gibran anak muda milenial yang dapat karpet merah, tetapi banyak milenial lain yang mendapat karpet berduri,” ungkap Haris Azhar di acara nonton debat yang difasilitasi oleh Akbar Faizal Podcast.

Dalam debat tersebut, Capres Nomor urut satu Anies Baswedan langsung melakukan penetrasi saat membahas ketimpangan kekuasaan dengan warga. Haris Azhar menyebut kondisi tersebut kemudian dimaknai sebagai politisasi yudisial.

Dalam kesempatan yang sama, mantan koordinator Kontras ini juga menyebut kalau Anies setipe dengan Ganjar Pranowo karena sama-sama melakukan pendekatan menggunakan studi kasus.

“Kalau di Ganjar bicara keanekaragaman problem warga. Bisa dibilang sebagai layanan publik yang bermasalah, tetapi juga sebagai isu hak asasi kelompok rentan semua di papua ada hak asasi kesehatan, soal problem guru di Aceh, di Kupang tadi ada soal akses internet untuk belajar, ada problem soal disabilitas di NTB, ada represi terhadap aktor aktor demokrasi, ada keinginan partisipasi masyarakat Dayak untuk dilibatkan,” tandasnya. (Tan/JPNN)


Menurut Haris Azhar, Gibran Rakabuming Raka lolos kontestasi karena beberapa polemik atau kontroversi.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News