Harmonisnya Warga di Perbatasan Indonesia dengan Timor Leste
Tanpa Paspor, Kunjungi Keluarga Lewat Jalan Tikus
Senin, 13 Februari 2012 – 08:08 WIB
Terakhir, pihak Timor Leste diundang pada acara pergantian Danpos Penjagaan Napan pada 8 Januari lalu. "Kami biasa saling bertamu," tutur Prajurit Satu (Pratu) Nurdiawan.
Untuk bisa sampai di pos pintu lintas batas itu harus menuruni jalan berbukit setinggi 50 meter. Sedangkan untuk menuju pos Oeasilo di wilayah Timor Leste harus terlebih dahulu mendaki bukit.
"Kami harus saling menjaga. Hubungan kami (antara petugas Indonesia dan Timor Leste, Red) berjalan harmonis," kata Agenty Chefe (AC) Abilio Coi.
Dalam sistem militer di Indonesia, AC setara dengan sersan kepala (serka). Pria 33 tahun itu adalah kepala polisi perbatasan (unidade policia fathrulhamento) di pos itu.
Lepasnya Provinsi Timor Timur dari Indonesia pada 1999 membuat warga di sana terbelah. Ada yang tetap menjadi WNI, ada juga yang memilih hijrah ke
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor