Harmonisnya Warga di Perbatasan Indonesia dengan Timor Leste

Tanpa Paspor, Kunjungi Keluarga Lewat Jalan Tikus

Harmonisnya Warga di Perbatasan Indonesia dengan Timor Leste
DAMAI di Perbatasan : Canda dan obrolan penuh kekeluargaan terjalin antara anggota TNI penjaga perbatasan di Desa Napan, Kabupaten Timor Tengah Utara dengan Polisi Perbatasan Timor Leste. Mereka saling mengunjungi dan bersilaturahmi setiap pergantian petugas jaga untuk periode tertentu. Tanpak Pratu Wayan Junaidi dari Yonif 744 Udayana berbincang dengan Agenti Cheefe (setara Sersan kepala) Abilio Coi anggota Polisi Timor Leste, di Posko Bukit Oemanu yang masuk wilayah Timor Leste . Foto : Boy Slamet/ Jawa Pos

Terakhir, pihak Timor Leste diundang pada acara pergantian Danpos Penjagaan Napan pada 8 Januari lalu. "Kami biasa saling bertamu," tutur Prajurit Satu (Pratu) Nurdiawan.

Untuk bisa sampai di pos pintu lintas batas itu harus menuruni jalan berbukit setinggi 50 meter. Sedangkan untuk menuju pos Oeasilo di wilayah Timor Leste harus terlebih dahulu mendaki bukit.

"Kami harus saling menjaga. Hubungan kami (antara petugas Indonesia dan Timor Leste, Red) berjalan harmonis," kata Agenty Chefe (AC) Abilio Coi.

Dalam sistem militer di Indonesia, AC setara dengan sersan kepala (serka). Pria 33 tahun itu adalah kepala polisi perbatasan (unidade policia fathrulhamento) di pos itu.

Lepasnya Provinsi Timor Timur dari Indonesia pada 1999 membuat warga di sana terbelah. Ada yang tetap menjadi WNI, ada juga yang memilih hijrah ke

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News