Harry Aveling Profesor Penerjemah dari Australia Yang Cinta Sastra Indonesia

Menariknya, penghasilan uang yang ia dapatkan justru sering ia berikan kepada teman penulisnya di Indonesia.
"Kalau mendapat uang dalam rupiah jumlahnya tidak banyak dalam dollar Australia. Jadi lebih baik saya berikan kepada teman penulis di Indonesia."
Harry mengatakan bahwa seorang penerjemah harus kuat menerima kritik dari pembaca.

Pelajaran ini ia dapatkan dari pengalamannya menerjemahkan buku Melayu yang menuai banyak kritik dari tahun 1970 hingga sekarang.
"Buku yang paling banyak dikritik tersebut di Malaysia. Namanya 'Selena'. Buku ini isinya berputar-putar terus sampai tebalnya 500 halaman," kata Harry.
"Lama-lama orang bosan membacanya. Akhirnya saya potong supaya lebih lancar dan lebih menarik menjadi 300 halaman."
Ia mengatakan bahwa kritik akan selalu menjadi bagian dari profesi seorang penerjemah.
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina