Haruskah Bonek Tinggalkan Estafet saat Dukung Persebaya?

Haruskah Bonek Tinggalkan Estafet saat Dukung Persebaya?
Rombongan Bonek melakukan estafet saat mendukung Persebaya Surabaya. Foto: M Syafaruddin/JPC/JPNN

Nantinya, Bonek berangkat bersama-sama menggunakan kendaraan umum menuju kota tujuan.

Cara itu lebih terorganisasi karena ada koordinator yang mengatur keberangkatan.

“Kultur awal Bonek justru sebenarnya tret tet tet yang diprakarsai Jawa Pos pada 1980-1990-an. Ini membuat Bonek layak disebut sebagai the first and the biggest travelling supporters di Indonesia,” jelas penulis buku Imagine Persebaya Oryza A. Wirawan.

Menurut Oryza, ada berbagai kemungkinan yang menyebabkan munculnya metode estafet untuk mendukung Persebaya.

Salah satunya basis Bonek yang cair dan tanpa pemimpin. Hal itu membuat pelaku estafet muncul dari banyak titik di Jawa Timur.

“Mereka berangkat dari rumah atau kampung masing-masing dalam jumlah kecil dan bertemu di jalanan. Itu membuat kelompok besar yang bisa mencapai puluhan atau ratusan,” tambah Oryza.

Faktor lainnya adalah mitos heroisme ketika Bonek melakukan estafet.

“Mitos ini beranak-pinak dan menjadi bagian dari kultur Bonek walau sebenarnya (kultur itu) tidak dikenal,” tegas Oryza. (saf/jpc/jpnn)


Wacana penghapusan estafet bagi Bonek saat mendukung Persebaya Surabaya kembali muncul ke permukaan.


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News