Hasil Investigasi Terbaru, Tiongkok Paksa Warga Uighur Aborsi dan Sterilisasi

Hasil Investigasi Terbaru, Tiongkok Paksa Warga Uighur Aborsi dan Sterilisasi
Peneliti mengatakan pembatasan kelahiran di Xinjiang membuat mereka yang ingin memilik anak merasa terteror. (AP: Andy Wong)

Menurut data dari pemerintah Tiongkok, angka kelahiran di dua kawasan utama penduduk Uighur, yakni Hotan dan Kashgar, turun sebesar 60 persen dari tahun 2015 ke tahun 2018.

Di seluruh kawasan Xinjiang, angka kelahiran juga menurun, dari sebelumnya 24 persen di tahun lalu menjadi 4,2 persen secara keseluruhan.

Menurut penelitian Adrian Zenz, dana ratusan juta dolar miliki pemerintah Tiongkok yang digunakan untuk membatasi kelahiran telah membuat Xinjiang berubah, dari salah satu kawasan dengan pertumbuhan terbesar menjadi salah satu yang paling lambat dalam waktu beberapa tahun saja.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Michael Pompeo dalam pernyataannya mengecam kebijakan tersebut.

"Dunia menerima laporan yang terasa mengganggu hari ini bahwa Partai Komunis Tiongkok menggunakan sterilisasi paksa, aborsi paksa dan program pembatasan kelahiran paksa terhadap wara Uighur dan kelompok minoritas lain di Xinjiang sebagai bagian dari kampanye penindasan yang terus berlanjut," kata Pompeo.

"Kami menyerukan kepada Partai Komunis Tiongkok untuk segera menghentikan praktek mengerikan ini dan menyerukan kepada seluruh negara untuk bergabung bersama Amerika Serikat mendesak penghentikan tindakan tidak beerperikemanusiaan tersebut."

Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini

AP/ABC


Pemerintah Tiongkok dilaporkan mengambil tindakan keras untuk mengurangi pertumbuhan penduduk suku Uighur dan kelompok minoritas lainnya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News