Hasil Riset Malaysia Tentang Sinovac Melegakan

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Hasil riset pemerintah Malaysia terhadap vaksin COVID-19 buatan Sinovac, sangat melegakan.
Vaksin Sinovac disebut sangat efektif melindungi manusia agar tidak sakit parah akibat COVID-19.
Meski demikian, penelitian itu juga menyebut vaksin buatan Pfizer/BioNTech serta AstraZeneca memperlihatkan tingkat perlindungan yang lebih baik.
Data terbaru tersebut meningkatkan posisi Sinovac, perusahaan farmasi Tiongkok yang keampuhan vaksin buatannya menjadi sorotan.
Sinovac disorot setelah sejumlah petugas layanan kesehatan di Indonesia dan Thailand dilaporkan tertular virus corona walaupun mereka sudah disuntik vaksin tersebut.
Riset tersebut menemukan bahwa 0,011 persen dari sekitar 7,2 juta orang yang disuntik vaksin Sinovac memerlukan perawatan di unit pelayanan intensif (ICU) rumah sakit karena infeksi COVID-19, kata beberapa pejabat kesehatan kepada wartawan, Kamis (23/9).
Sebaliknya, jumlah penerima suntikan dosis Pfizer/BioNTech serta AstraZeneca yang dirawat di ICU karena infeksi COVID-19 masing-masing sebesar 0,002 persen dan 0,001 persen.
Penelitian dilaksanakan oleh Institute for Clinical Research bersama sebuah gugus tugas nasional penanganan COVID-19.
Hasil riset yang dilakukan pemerintah Malaysia terhadap vaksin COVID-19 buatan Sinovac sangat melegakan.
- Pegadaian Balikpapan Pasang Target Penyaluran Pinjaman Tumbuh 24 Persen
- Jenazah Eeng Saptahadi Akan Dimakamkan Hari Ini
- Zaytun Ibrani
- Sidang ke-29 ASCC: Belajar dari Covid, Prioritaskan Arsitektur Kesehatan
- Bank Dunia Sebut Sektor Pertanian Konsisten Mendorong Pengentasan Kemiskinan
- Ekonomi Global Bergejolak, Apa Kabar Kondisi Indonesia? Sri Mulyani Bilang Begini