Hasil Survei GSM soal PJJ Selama Pandemi COVID-19, Sungguh Mencemaskan!

Hasil Survei GSM soal PJJ Selama Pandemi COVID-19, Sungguh Mencemaskan!
Pengamat dan praktisi pendidikan Muhammad Nur Rizal menjelaskan hasil survei tentang PJJ di masa pandemi COVID-19. Foto: tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan praktisi pendidikan Muhammad Nur Rizal menyampaikan hasil survei tentang dampak pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama satu tahun di masa pandemi COVID-19.

Survei yang dilakukan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) ini dilakukan terhadap 1.263 siswa dengan sebaran 553 siswa SD, 445 siswa SMP, dan 265 siswa SMA/SMK/MA.

"Hasil survei menunjukkan, emosi yang paling banyak dirasakan siswa saat PJJ pada masing-masing jenjang adalah emosi negatif dibandingkan positif dan netral," kata Nur Rizal yang juga founder GSM dalam konferensi pers virtual, Selasa (10/8).

Dijelaskannya, emosi negatif menduduki peringkat pertama hal yang dirasakan terhadap tugas-tugas dari guru selama PJJ. Makin tinggi jenjang pendidikan, gap antara emosi positif dan negatif makin lebar.

Tugas yang disampaikan guru, lanjut Nur Rizal, dirasakan siswa bukan meningkatkan kompetensi belajar. Namun dianggap sebagai beban.

Hal ini mengakibatkan anak merasa tidak senang dengan belajar. Merasa tidak ada keinginan belajar dan tidak produktif dalam belajar. Padahal makin dewasa, kebutuhan kemandirian dan otonomi belajar makin tinggi.

"Hal ini berdampak pada penurunan kecerdasan dalam membangun peradaban yang makin berdampak ke learning loss," terang dosen di Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Hasil survei GSM juga menyebutkan, kesulitan belajar menempati posisi tertinggi pada jenjang SD, SMP, SMA/SMK/MA, baru disusul oleh permasalahan jaringan dan perasaan demotivasi.

Muhammad Nur Rizal membeberkan hasil survei GSM tentang Pembelajaran Jarak Jauh alias PJJ selama pandemi COVID-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News