Hasil Survei LSI Dipertanyakan: Kok Suara Prabowo Bisa Naik 19,8 Juta dalam 48 Hari?

Hasil Survei LSI Dipertanyakan: Kok Suara Prabowo Bisa Naik 19,8 Juta dalam 48 Hari?
Tiga pasang capres-cawapres, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperlihatkan nomor urut masing-masing sebagai kontestan Pilpres 2024, di kantor KPU, Jakarta, Selasa (14/11) malam. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus pendiri Pusat Studi untuk Demokrasi Kiki Rizki Yoctavian mempertanyakan hasil sigi Lembaga Survei Indonesia (LSI) tentang elektabilitas tiga pasangan calon peserta Pilpres 2024

LSI dalam pemaparannya kemarin, Minggu (10/12), mengungkapkan bahwa pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul jauh dari kedua pesaingnya dengan elektabilitas 45,6 persen.

Kiki mengingatkan bahwa berdasarkan hasil survei LSI sebelumnya, elektabilitas Prabowo-Gibran pada akhir Oktober lalu masih di angka 35,9 persen.

Menurut dia, lonjakan 9,7 persen yang terjadi dalam kurun waktu sekitar satu setengah bulan itu sangatlah janggal.

Jika dikonversi menjadi jumlah suara dengan basis DPT 204 juta, ujar Kiki, maka kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran setara dengan 19,8 juta suara. 

“Jika survei LSI itu dianggap suatu kebenaran maka pertanyaannya adalah bagaimana Prabowo bisa mendapatkan tambahan 416 ribu suara setiap hari? Isu apa yang mampu membuat dalam 48 hari ada 19,8 juta suara pindah ke Prabowo,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (11/12).

Kiki heran narasi sekuat apa dan mesin amplifikasi sebesar apa yang bisa membuat 19,8 juta suara pindah dalam 48 hari.

“Mesin dari Bong Bong? Mesin Mossad CIA atau KGB pun rasanya gak mampu membuat pergeseran suara sebesar itu,” tanya dia.

Pengamat politik sekaligus pendiri Pusat Studi untuk Demokrasi Kiki Rizki Yoctavian menilai lonjakan elektabilitas Prabowo Subianto dalam survei LSI tidak wajar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News