Hasil Survei: Pandemi Dongkrak Penyaluran Dana Filantropi, Agama Mendominasi 

Hasil Survei: Pandemi Dongkrak Penyaluran Dana Filantropi, Agama Mendominasi 
Sofft launching Survei Outlook Filantropi 2022 pada diskusi publik secara virtual, Sabtu (28/5). Foto tangkapan layar zoom

“Ketika ada krisis dan itu diberitakan, orang akan menjadi donatur,” ungkap Arifin.

Sebagai survei pertama yang melihat perkembangan filantropi di Indonesia, survei ini mencatat bahwa pandemi COVID-19 mengakselerasi penerima manfaat kegiatan filantropi. Tercatat, pertumbuhan penerima manfaat sebesar 42,15% dari 27,42 juta jiwa pada 2019 menjadi 38,71 juta jiwa di tahun 2020.

“Kegiatan filantropi di Indonesia telah menjangkau 91,6 juta jiwa dari tahun 2018-2020 yang merupakan pencapaian yang patut diapresiasi,” ujar Kunto.

Dia memaparkan, filantropi agama sekali lagi menjadi kontributor terbesar dalam penerima manfaat disusul oleh filantropi perusahaan.

Pandemi COVID-19 mendorong inovasi dalam penggalangan dana untuk kegiatan filantropi dengan pemanfaatan teknologi digital. “Terdapat 55,3% organisasi filantropi yang menggunakan teknologi digital dalam penggalangan dana," ucapnya.

Teknologi digital yang paling banyak dimanfaatkan adalah media sosial dan situs web organisasi, Kunto menyatakan hasil surveinya.

Pendorong pemanfaatan teknologi digital menurut organisasi filantropi adalah kemudahan untuk meningkatkan keterlibatan publik dan kemampuan untuk membuat data donatur untuk pemetaan dan jejaring pendanaan. 

Di lain sisi penggunaan teknologi digital juga menyisakan tantangan yaitu potongan bagi platform crowdfunding, periode penggalangan dana yang terbatas, dan isu yang sangat fokus pada charity.

Hasil survei KedaiKOPI menunjukkan pandemi justru mendongkrak penyaluran dana filantropi, dan filantropi agama mendominasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News