Hati-hati, Obesitas Pada Anak Bisa Mematikan
Sabtu, 13 Februari 2016 – 10:44 WIB
Karena itu, dia mendorong orang tua untuk menghindari pencetus obesitas. Yang paling besar disebabkan faktor lingkungan. Anak mengikuti kebiasaan pola makan orang tua dengan mengonsumsi makanan manis dan cepat saji. Termasuk tinggi karbohidrat. ''Anak habis makan nasi, masih diajak mengonsumsi mie, kentang, roti, dan ubi,'' jelasnya.
Baca Juga:
Apalagi, anak kurang minum air putih. Mereka banyak minum manis. Padahal, air putih berperan penting untuk metabolisme tubuh. Kandidat doktor dengan penelitian neurologi anak di FK Unair itu menuturkan, anak sekarang juga jarang bergerak. Mereka sering bermain gadget sehingga lebih banyak duduk. Akibatnya, tidak ada pembakaran kalori.
Sebelum kian parah, anak obesitas sebaiknya segera mendapat penanganan. Caranya pun tidak menggunakan obat-obatan, tetapi terapi. ''Anak dilarang keras minum obat slimming karena akan memengaruhi tumbuh kemÂbangnya,'' ucapnya.
Menurut dia, anak diminta diet dengan mengubah pola makan. Contohnya, dengan mengurangi gula, membiasakan makan buah dan sayur, minum sekitar 1,5 liter per hari, dan menambah aktivitas fisik. ''Anak harus dipaksa bergerak,'' katanya.
Jangan bangga jika ada yang berkomentar , ''Duh anaknya lucu, gendut banget''. Sebab, saat berat badan anak-anak tidak lagi berada
BERITA TERKAIT
- Polaris Master ExPOLrasi 2024 Digelar, Lahirkan Inovasi Tren Minuman Kekinian
- Kara Berbagi Kebaikan Kelapa di BaliSpirit Festival 2024
- Ini Pentingnya Memenuhi Kebutuhan Serat Harian untuk Tubuh
- 6 Manfaat Nanas yang Bakalan Bikin Wanita Kaget
- 5 Manfaat Jus Mentimun, Bikin Berat Badan Ambyar
- 6 Khasiat Daun Jeruk Nipis, Bisa Bantu Sembuhkan Penyakit Ini