Hatta Turun Tangan

Tengahi Konflik Garuda

Hatta Turun Tangan
Hatta Turun Tangan
JAKARTA-Kisruh di tubuh PT Garuda Indonesia semakin meruncing. Kondisi tersebut yang membuat Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa merasa prihatin. Bahkan, dia bersiap untuk turun tangan menengahi konflik tersebut. Hatta akan bertemu Manajemen Garuda dan Asosiasi Pilot Garuda (AGP) untuk mencari jalan tengah atas tuntutan kesetaraan gaji antara pilot asing dan lokal. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini yakin permasalahan tersebut bisa ditemukan solusinya. Dia menghimbau Asosiasi Pilot maupun Manajemen Garuda memikirkan kepentingan yang lebih luas. ”Kalau bicara untuk kepentingan bangsa pasti ada solusinya. Jangan mengembangkan pokoknya-pokoknya, melainkan fokus mencari solusi,” katanya. Seperti diketahui, Asosiasi Pilot Garuda yang beranggotakan 800 orang mengancam akan menggelar mogok terbang pada 28 Juli 2011, mulai pukul 00.00 WIB hingga 23.59 WIB. Aksi protes ini mendapat dukungan dari Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) dengan turut mengikuti mogok massal.

jpnn.com - Asosiasi Pilot Garuda menuntut kesetaraan gaji antara pilot lokal dan asing. Pilot lokal Garuda mendapat gaji pokok Rp 47,7 juta per bulan, sedangkan pilot asing US$ 8100 per bulan atau setara dengan Rp 68,8 juta. Di luar gaji pokok, pilot lokal masih mendapat tunjangan terbang dan benefit cash, sedangkan pilot asing tidak. Hatta khawatir, jika polemik di tubuh Garuda ini terus berlarut-larut, masyarakat khususnya pelanggan Garuda akan dirugikan. ”Jika sampai lebaran masalah ini belum diselesaikan, masyarakat akan menderita. Karena itu, jalan penyelesaian harus segera ditemukan,” kata manta Menteri Perhubungan ini. Dalam pertemuan dengan Manajemen Garuda, dia akan meminta pihak manajemen menentukan jalan tengah. Kemudian jalan tengah yang dipilih akan disodorkan kepada Asosiasi Pilot Garuda untuk dibicarakan. Menko Ekonomi juga meminta Menteri Perhubungan Freddy Numberi dan Menteri BUMN Mustafa Abubakar segera melakukan komunikasi agar mendapatkan solusi. ”Selama kita bisa berkomunikasi dengan baik, kawan pilot pasti bisa memahami,” ujar Hatta

. Sementara Freddy yakin aksi mogok kerja para pilot Garuda tak akan terjadi. Kalau ada pun terjadi, hanya sejumlah kecil pilot saja yang akan mogok, sehingga tidak akan mengganggu penerbangan. Kepastian itu diperoleh setelah dia menghubungi Direktur Utama Garuda Emirsyah Sattar. ”Kalau diuraikan, ini hanya masalah pribadi direktur operasional dan pilot saja. Karena tidak ada komplainkomplain dari pilot senior lain. Sudah dicek hasil pembicaraan pilot nasional, banyak yang mengatakan tidak bisa mogok terjadi,” kata Freddy di kantor Menko Ekonomi, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, kemarin (27/7). Menteri asal Papua ini menyesalkan sikap para pilot yang mempermasalahkan gaji hingga mengancam mogok terbang. Padahal gaji pokok seorang pilot sebesar Rp 45 juta dirasa sudah sangat cukup. Dia membandingkan dengan gaji menteri yang hanya Rp 19 juta. ”Gaji mereka (pilot Garuda, Red) lebih besar dari saya, jadi apa yang kurang,” tanya Freddy. (dri)


JAKARTA-Kisruh di tubuh PT Garuda Indonesia semakin meruncing. Kondisi tersebut yang membuat Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa merasa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News