Hebat! Delapan Anak Muda Mengabdi di Perbatasan
Keberadaan guru bantuan dari Indonesia Mengajar dipantau Disdik Nunukan tiap saat.
Selama ini para guru muda ini melakukan kegiatan mendidik, tak meminta dana serupiah pun dari masyarakat. Murni mengabdi tanpa dibayar dari sekolah.
“Beberapa kali melakukan kegiatan bersama masyarakat, tak pernah dibayar dan rela berbuat. Itulah salah satu kelebihan dari guru muda ini,” ujarnya.
Sementara, Koordinator Pengajar Muda Angkatan 13, Zahratul Kamila mengatakan, para pengajar muda ini siap mengabdi untuk masyarakat Nunukan.
Dia cerita, untuk bisa lolos menjadi guru muda, butuh persaingan sangat ketat dalam tahap seleksi.
“Dari 9.836 ribu pelamar, hanya 40 orang yang diterima dan delapan ditempatkan di Nunukan,” kata Zahratul Kamila.
Dia menjelaskan, sebelum ditempatkan di daerah penugasan, telah dilakukan pelatihan selama enam minggu.
Diketahui, pengajar muda ini berasal dari universitas berbeda dan tidak semua berlatar belakang pendidikan.
NUNUKAN – Dinas Pendidikan (Disdik) Nunukan pun memberikan peluang kepada delapan anak muda dari Indonesia Mengajar untuk mengabdi secara sukarela
- Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan
- Ikatan Wartawan Hukum Gelar Kongres, Sosok Inilah Ketua Umum Barunya
- Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Peluang Besar untuk Guru dan Dosen
- REFO Sukses Gelar G-Schools Indonesia Summit 2024
- Dorong Pendidikan Indonesia, Mentari Assessment & OxfordAQA Kerja Sama Eksklusif
- Peringatan Hardiknas 2024 Syahdu, Nadiem Makarim Titipkan Merdeka Belajar