Hendri Lihat Ada Indikasi Gerindra Mulai Ditinggal Pengikutnya
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, pertemuan Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto beberapa waktu lalu, tidak memberi nilai lebih bagi Partai Gerindra.
Bahkan, pertemuan itu dinilai merugikan partai peraih suara terbanyak kedua di Pemilu Legislatif 2019 tersebut.
"Saya kira selama belum klir (Gerindra masuk kabinet atau tidak), pertemuan Jokowi-Prabowo kemarin merugikan Gerindra," ujar Hendri kepada JPNN, Rabu (17/7).
Founder Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini memprediksi, pertemuan Jokowi - Prabowo membuat Partai Gerindra ditinggal pengikutnya.
Sebagian besar masyarakat yang pada Pilpres 2019 lalu mendukung pasangan calon presiden Prabowo-Sandiaga Salahudin Uno, diperkirakan menarik dukungan. Terbukti, di media sosial kecaman terhadap Prabowo dan Gerindra terus mengemuka sejak pertemuan Prabowo - Jokowi terlaksana.
BACA JUGA: Biar Saja Habib Rizieq Urus Dirinya Sendiri
"Gerindra bakal ditinggal konstituennya, tetapi masih ada waktu reborn lima tahun sampai Pemilu 2024," ucapnya.
Sementara itu, melihat peta dukungan partai politik belakangan ini terhadap pasangan presiden terpilih Jokowi-Ma'ruf Amin, Hendri memprediksi PKS paling berpeluang menjadi oposisi.
Menurut pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, Partai Gerindra mulai ditinggalkan pengikutnya, dampak pertemuan Jokowi dengan Prabowo.
- Kursi di DPRD DKI Turun Drastis, Sekretaris DPD Gerindra Ungkap Penyebabnya, Ternyata
- Inilah 6 Caleg DPR dari Sultra yang Lulus ke Senayan
- Perolehan Suara Dedi Mulyadi Berpotensi Juara Nasional
- Prabowo Menerima Pangkat Jenderal Kehormatan, Muzani: Kami Kader Gerindra Merasa Bangga
- Real Count KPU: Lihat Keanehan Perolehan Suara PDIP, PKS hingga PPP Ini, Juga PSI
- Rekapitulasi C1 Hampir Selesai, Rachel Maryam Optimistis Masuk Senayan