HEROIK! Perayaan HUT RI di Perbatasan, Mas Tjahjo Tampak Gagah

HEROIK! Perayaan HUT RI di Perbatasan, Mas Tjahjo Tampak Gagah
Mendagri Tjahjo Kumolo dianugerahi gelar Lencau Ingan. Foto: Ken Girsang/JPNN

Menurut Yansen, dari total luas Provinsi Kalimantan Utara, 52 persennya berada di Kabupaten Malinau. Dengan lima kecamatan berada di perbatasan yang sangat sulit diakses. Sebagai contoh untuk ke Long Nawang, paling tidak harus ditempuh dengan pesawat perintis dari Kota Tarakan selama satu jam penerbangan.

Hanya saja pesawat yang dapat masuk berukuran sangat kecil, dengan daya angkut 4-7 orang penumpang. Maklum, bandara perintis tersebut belum diaspal sama sekali. Akses lain, Bandara Long Ampung, yang berjarak sekitar satu jam perjalanan darat dari Long Nawang. Bandara ini sedikit lebih besar dengan landasan pacu beraspal sepanjang 1.600 meter. Hanya saja jalan ke Long Nawang masih jalan tanah.

“Jadi perbatasan ini blank sport, tak ada masyarakat kecuali 12 km dari tapal batas. Jangkauan areal perbatasan juga sangat panjang dan sulit. Karena itu harapan masyarakat supaya mereka bisa jadi pusat tersendiri. Empat kecamatan sudah terhubungkan.Saya rasakan perbatasan luarbiasa, harus ada perlakuan khusus, membentuk pemerintahan baru di Opo Kayan. Mohon izin pak menteri,” ujar Yansen.

Selain menyampaikan harapan, secara khusus Yansen juga menyatakan kebanggaan masyarakat atas kesediaan Tjahjo berkunjung ke Apo Kayan. Mereka menilai Mendagri merupakan pejabat utsama negara yang bersedia memberi perhatian. Karena itu masyarakat memohon agar Tjahjo bersedia diangkat menjadi tokoh kehormatan. Mendagri kemudian dianugerahi gelar Lencau Ingan. Lencau artinya harimau atau pemimpin. Sementara Ingan artinya memiliki kepedulian pada masyarakat.

“Lencau Ingan artinya pemimpin yang rajin berkunjung, memiliki jika ksatira dan Mendagri peduli perbatasan. Atas gelar ini bisa bertemu langsung dengan masyarakat pedalaman perbatasan. Karena itu kami tidak sungkan menyampaikan permohonan,” ujar Yansen.

Kepala Adat Besar Apo Kayan, Ibau Ala, kemudian memahkotai Mendagri dengan Belukok. Ini merupakan topi khas suku Dayak Kenyah dengan sejumlah helai bulu burung di bagian atas. Selain itu Mendagri juga dikenakan baju khas dengan selipan mandau di bagian pinggang.

“Saya sampaikan terima kasih atas penghargaan gelar adat. Ini kami terima dengan tanggungjawab. Setidaknya suatu saat saya pasti akan hadir kembali, sekaligus meresmikan apa yang tadi telah disampaikan (usulan pemekaran wilayah,red). Kami hanya mengatakan siap melaksanakan tugas, memperjuangkan aspirasi, mudah-mudahan terwujud,” ujarnya.

Menurut Tjahjo, membentuk sebuah daerah otonomi baru sebenarnya tidak terlalu sulit. Apalagi bagi kawasan perbatasan dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan. Karena itu ia berharap Bupati Malinau mempersiapkan segala administrasi yang dibutuhkan. Selain itu ia juga menyatakan, usulan pemekaran harus disetujui DPRD dan masyarakat adat. (gir/jpnn)

PERSIAPAN warga empat kecamatan di sekitar Sungai Kayan di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara menyambut peringatan kemerdekaan HUT RI ke-70, benar-benar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News