Hidup Melajang Bebas Stres, Masa sih?

Hidup Melajang Bebas Stres, Masa sih?
Ilustrasi stres. Foto: WorktoLive.com

Telah menikah mungkin juga membantu mendorong orang untuk memiliki gaya hidup yang sehat atau menghindari perilaku yang bisa menyebabkan penyakit seperti merokok atau minum berlebihan.

Untuk menilai tingkat stres berdasarkan status perkawinan, Chin dan rekannya mengumpulkan beberapa sampel kortisol sepanjang hari dari setiap peserta pada tiga hari terpisah.

Ada 292 orang yang tidak pernah menikah, rata-rata berusia sekitar 29 tahun dibandingkan dengan 160 orang menikah dalam usia rata-rata 40 tahun.

Selain melihat tingkat kortisol secara keseluruhan, para peneliti juga menganalisis fluktuasi kadar kortisol partisipan sepanjang hari.

Biasanya, kadar kortisol berada dipuncak ketika seseorang bangun dan menurun sepanjang hari, tim peneliti menulis dalam Psychoneuroendocrinology.

Orang yang menikah dalam studi ini justru memiliki tingkat kortisol terendah pada siang hari, pola yang terkait dengan manfaat kesehatan termasuk risiko lebih rendah dari penyakit jantung dan kelangsungan hidup lebih lama di antara pasien kanker.

Hal ini mungkin terjadi karena mereka lebih puas dengan hubungan mereka dan tidak memiliki jenis stres yang terkait dengan berada dalam hubungan yang buruk atau tidak menikah.

"Penelitian ini menarik karena kita tahu menikah telah dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik, tapi kami tidak tahu mengapa hubungan ini terjadi," kata Kira Birditt, seorang peneliti di University of Michigan di Ann Arbor yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Kehidupan kaum lajang sering dianggap lebih bebas stres ketimbang mereka yang sudah berkeluarga. Namun stereotipe itu tampaknya sudah harus dikoreksi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News