Hidup Mencekam Selama Perang Sudan, Mahasiswa NTB Pulang Langsung Peluk Erat Ibunda

Hidup Mencekam Selama Perang Sudan, Mahasiswa NTB Pulang Langsung Peluk Erat Ibunda
Ihsan Alwan Maulana (23) seorang mahasiswa asal Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, NTB saat disambut kedua orang tuanya. Foto: Edi Suryansyah/JPNN.com

jpnn.com, LOMBOK - Ihsan Alwan Maulana (23) mahasiswa asal Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, NTB termasuk WNI yang menjadi korban terdampak peperangan di Khartoum, Sudan. 

Ihsan beserta beberapa mahasiswa Indonesia lainnya menjadi korban perang senjata antara tentara Sudan dan Paramiliter Rappid Support Forces (RSF) sejak pertengahan April 2023 lalu. 

Ihsan kini bisa bernapas lega karena berhasil kembali ke tanah air.

Dia tiba bersama warga NTB lainnya di Bandara Internasional Lombok, pada Senin (1/5).

Setibanya di bandara, Ihsan pun langsung hanyut dalam pelukan sang ibu Vera Ulfaturrahmah (43).

Di hadapan Sekretaris Daerah Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi dan para awak media, Ihsan bercerita tentang situasi perang di Sudan. 

Ihsan mengatakan perang yang terjadi di Kota Khartoum itu berlangsung selama sepekan. 

Puncak baku tembak di Negeri Dua Nil itu terjadi pada saat malam Lebaran Idulfitri, Sabtu (22/4) kemarin. 

"Situasi di sana (Sudan) sangat mencekam Pak. Alhamdulillah di sana ada beberapa organisasi yang menyediakan makanan untuk kami yang berada di pengungsian," kata Ihsan, Senin siang. 

Menurut Ihsan, para pengungsi di Sudan bisa bertahan hidup karena ada bantuan dari sejumlah organisasi kemanusiaan.

"Dari sana kami bisa menyelamatkan diri. Terus ada pemberian stok makanan selama perang," ujarnya. 

Mahasiswa jurusan Ilmu Tafsir Qur'an ini menambahkan ada beberapa gedung di Kota Khartoum yang menjadi pusat perang. 

"Lampu dan listrik di sana juga padam total bahkan para tentara yang di sana itu juga melarang kami untuk merekam video," cerita Ihsan. 

Selain itu, Ihsan menyebutkan salah satu mahasiswa asal Lombok Tengah atas nama Nadier enggan pulang ke Indonesia. 

Menurutnya, Nadier sudah terbiasa dengan peperangan sejak menempuh pendidikan S1 di Yaman. 

"Ada satu mahasiswa asal Lombok Tengah masih bertahan di sana," lanjut Ihsan. 

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 42 warga NTB yang menjadi korban perang antara tentara Sudan dengan Paramiliter RSF akan dipulangkan secara bertahap. 

Sekretaris Daerah NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan 42 warga NTB itu akan dipulangkan bertahap mulai Senin (1/5) hingga Rabu (3/5) besok.

Hari ini ada dua kloter sebanyak 23 orang warga NTB yang akan tiba di Bandara Internasional Lombok. 

"Kloter pertama empat orang dan nanti kloter kedua pukul 15.00 WITA 19 orang," katanya di Bandara Internasional Lombok. 

Sementara untuk 19 orang lainnya, saat ini sudah berada di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta sebanyak 4 orang. 

"Untuk 15 orang lainnya itu saat ini sudah berada di Jeddah. Akan pulang secepatnya," pungkas Lalu Gita.(mcr38/jpnn) 


Mahasiswa NTB Ihsan pun hanyut dalam pelukan sang ibu Vera Ulfaturrahmah setelah menjadi pengungsi perang Sudan selama beberapa minggu.


Redaktur : Natalia
Reporter : Edi Suryansyah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News