Hikayat Perang VOC

Hikayat Perang VOC
VOC. Foto: Arsip Nasional Belanda

jpnn.com - SEJAK awal abad 17, Inggris dan Belanda berlaga memonopoli perdagangan dunia. Gelanggangnya, negeri yang hari ini bernama Indonesia.

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

Setelah menempuh pelayaran selama sembilan bulan dari London, utusan Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) dan East India Company (EIC) berlabuh di Kepulauan Banda, Maluku.

Almanak bertarekh 1620.

Para utusan dari Eropa itu membawa kabar bahwa Heeren XVII dan Gentleman Adventurers telah berunding pada 17 Juli 1619.

Pemegang saham dua kamar dagang itu telah sepakat bekerjasama membangun kartel.

"Isi kesepakatannya, EIC boleh mengambil sepertiga perdagangan rempah di Maluku, Banda, dan Ambon," kata Hendaru Tri Hanggoro, pemuka Sarekat Sejarawan Partikelir, kepada JPNN.com, Jumat (22/1).

"Untuk perdagangan lada di Jawa, EIC berhak atas setengahnya," lanjut Daru mencuplik tulisan Femme S Gaastra, War, Competition, and Collaboration yang termuat dalam The World of the East India Company.

SEJAK awal abad 17, Inggris dan Belanda berlaga memonopoli perdagangan dunia. Gelanggangnya, negeri yang hari ini bernama Indonesia. Wenri Wanhar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News