Hikayat Tole Iskandar (2)

Hikayat Tole Iskandar (2)
Rumah Tole Iskandar di Depok. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

"Sebagai pejuang muslim, kami berpegang pada prinsip Nabi Muhammad yang melarang menyakiti tawanan anak-anak dan wanita,” sambung  karib kental Tole Iskandar itu.  

Ngkong Asbih kawan dekat Tole. Mereka bertetangga. Sama-sama tinggal di di Gg. Kembang, RW 03 Kelurahan Ratu Jaya, Depok. Hanya beda RT. Rumah Ngkong Asbih  di RT 04, Tole Iskandar di RT 03. 

“Saya kemana-mana selalu sama Tole. Dia tinggi besar dan selalu melindungi," kenangnya. 

Rumah Tole Iskandar kini dihuni oleh Roni Yudianto. “Karena Pakde Tole tidak punya anak, maka rumah ini ditempati oleh ayah saya sebagai adik bungsu. Dan begitu ayah meninggal, saya yang tinggal di rumah ini,” kata Roni.

Roni anak dari Slamet Mulyono, adik bungsu Tole Iskandar. Kabarnya, di antara mereka sekeluarga, ayah Roni yang wajahnya sangat mirip dengan Tole. 

Secara berturut-turut Tole punya adik, Nyi Mas Sukarsih, Sukaesih, Sugito, Soyoto,  Siti Mulyati dan Slamet Mulyono. Sugito dan Suyoto anak kembar. 

Tole Iskandar lahir tahun 1926 di Depok, Jawa Barat. Anak pertama dari tujuh bersaudara ini buah perkawinan Raden Samidi Darmo Raharjo dan Sukati Setjodiwrijo. 

Di zaman berjuang, Sukati--ibunda Tole--aktif membantu di dapur umum. 

LASKAR 21 pimpinan Tole Iskandar memainkan peranan penting dalam peristiwa Gedoran Depok. Karena dendam, rumah Tole pun dibakar rombongan Belanda

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News