Hikayat Ungku Saliah, Si Kakek Berkopiah di Sejumlah Warung Padang

Hikayat Ungku Saliah, Si Kakek Berkopiah di Sejumlah Warung Padang
Ungku Saliah di laman google. Foto: Capture Wenri Wanhar/JPNN.com

Umpama pepatah Minang, marantau bujang dahulu di kampung paguno balun, pada usia belasan tahun Dawaik meninggalkan kampung untuk menuntut ilmu tarekat kepada Syekh Muhammad Yatim Tuangku Mudiak Padang di Surau Kalampaian Ampalu Tinggi.

Karena budi perangainya yang baik, Dawaik digelari saliah oleh sang guru. Saliah sama artinya dengan anak yang saleh. Gelar inilah yang kemudian melekat di badannya.

Dawaik juga berguru kepada Syekh Aluma Nan Tuo, di Koto Tuo, Bukittinggi dan Syekh Abdurrahman di Surau Bintungan Tinggi. Keduanya orang tarekat.

Nama Ungku Saliah mulai melekat di badan Dawaik, seiring dibukanya pengajian Surau Ujuang Gunuang Sungai Sariak, kampung halamannya.

Ungku itu panggilan kepada guru mengaji. Kalau di Jawa semacam kyiai. Berselang waktu, Ungku Saliah pun punya banyak murid dan pengikut. Namanya harum.

Orang Keramat

Dawaik anak Sikumbang atau Ungku Saliah dikenal juga bergelar Syekh Kiramatullah. Gelar yang disebut belakangan karena ia diyakini sebagai orang keramat alias sakti.

Cerita kesaktiannya begitu populer. Beredar dari mulut ke mulut.

KESAKTIANNYA jadi buah bibir urang awak. Dipercaya membawa keberuntungan, potret Ungku Saliah kerap dijumpai di rumah makan Padang. Fenomena ini

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News