Hindari Dampak Sanksi AS, Rusia Ajak Tiongkok Tinggalkan Dolar

Hindari Dampak Sanksi AS, Rusia Ajak Tiongkok Tinggalkan Dolar
Uang dolar AS. Ilustrasi Foto: AFP

Selama ini perdagangan dua negara cukup kuat. Selalu ada kenaikan setiap tahun. Denisov yakin pertumbuhan perdagangan dua negara akan terus menguat tahun ini.

Penggunaan mata uang yuan dan rubel juga menjadi jalan keluar untuk menghadapi sanksi AS.

Rusia disanksi langsung oleh AS dan negara-negara Barat karena mengakuisisi Krimea dari Ukraina pada 2014 lalu.

Selain itu, Negeri Beruang Merah dituding terlibat campur tangan dalam Pemilu AS 2016 lalu dan melakukan aksi memata-matai.

Setidaknya minimal ada 60 sanksi yang dijatuhkan ke individu maupun perusahaan Rusia.

Baik itu berupa pembekuan aset, larangan perjalanan, maupun berbagai hal lainnya.

Sementara itu, Tiongkok terkena sanksi secara tidak langsung. Sebagian besar karena perusahaan dan individu negeri panda tersebut bertransaksi dengan negara-negara yang terkena sanksi AS seperti Iran dan Korea Utara (Korut).

’’Saya yakin sanksi itu tak adil,’’ terang Denisov.

Rusia dan Tiongkok berusaha mengurangi dominasi dolar Amerika Serikat (AS) dengan cara menggunakan lebih banyak mata uang yuan ataupun rubel.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News