Hipertensi Menjadi Beban Ekonomi, InaSH Ungkap Langkah Pencegahannya

Hipertensi Menjadi Beban Ekonomi, InaSH Ungkap Langkah Pencegahannya
Acara InaSH ke-18 membahas tentang capaian dan perkembangan terakhir mengenai tata laksana hipertensi di Jakarta. Foto: InaSH

Dengan kondisi seperti ini, kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan organisasi lainnya diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahayanya tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Pengukuran tekanan darah secara rutin dapat menjadi cara utama untuk menanggulangi kasus hipertensi.

Hal itu pun dapat menjadi langkah pencegahan komplikasi yang bisa dilakukan masyarakat.

Namun, pemeriksaan tekanan darah di luar klinik belum banyak dilakukan di Indonesia saat ini, sehingga masih sulit untuk mendeteksi para penderita hipertensi ke setiap lapisan masyarakat.

"Pengukuran tekanan darah di klinik masih menjadi cara satu-satunya untuk diagnosis hipertensi di Indonesia, karena keterbatasan sarana, pengukuran tekanan darah di luar klinik belum banyak dilakukan di Indonesia," sambung dr. Erwinanto, Sp.JP(K), FIHA selaku Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH).

Dengan demikian, kini diperlukan strategi nasional untuk mendeteksi hipertensi secara akurat di Indonesia.

InaSH sendiri melalui acara The 18th Annual Scientific meeting of Indonesian Society of Hypertension 2024, berusaha untuk melakukan tata laksana mengatasi hipertensi dan memberikan arah terapi bagi seluruh dokter untuk kesehatan pasien hipertensi.

"Strategi ini terutama ditujukan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah di klinik sesuai protokol yang baku, dengan cara penyebaran informasi dan pelatihan tenaga kesehatan tentang tata cara pemeriksaan tekanan darah yang benar oleh semua pemangku kepentingan,” jelas Erwin.

Hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan utama di dunia, termasuk Indonesia. Beban ekonomi akibat komplikasi hipertensi masih sangat tinggi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News