Hmmm, Kisah Tim Buzzer Ahok Hasil Investigasi Media Inggris

Hmmm, Kisah Tim Buzzer Ahok Hasil Investigasi Media Inggris
Tampilan laman Guardian tentang tim buzzer bagi Basuki T Purnama alias Ahok. Foto: The Guardian

Tapi, Alex sepertinya juga tak sepenuhnya happy dengan pekerjaannya. “Kadang saya merasa jijik dengan diri sendiri,” tuturnya.

Karena itu dia memilih untuk menjadi buzzer berkonten positif yang punya ruang sendiri. “Ruangan kedua adalah untuk konten negatif yang menyebar muatan dan ujaran kebencian tentang lawan,” katanya.

Dengan memanipulasi Twitter, para buzzer memengaruhi para pengguna akun asli dan media di Indonesia yang sering merujuk pada trending topics sebagai barometer. “Sekilas mereka tanpak normal, tapi kemudian sebagian besar berkicau tentang politik,” ujar Pradipa Rasidi yang saat Pilkada DKI 2017 bekerja di sayap kepemudaan Transparansi Internasional Indonesia (TII).

Menurut Rasidi, tim buzzer beroperasi seperti halnya menyebar gosip. “Ketika setiap orang membicaraan hal yang sama, Anda mungkin berpikir itu benar. Di situlah dampaknya," tuturnya.

Bisnis buzzer merupakan industri besar. Seorang kampiun strategi di medsos bernama Andi yang pernah bekerja untuk rival Ahok mengungkapkan, beberapa pemilik akun Twitter yang berpengaruh bisa menerima bayaran hingga Rp 20 juta hanya untuk sekali kicau.

“Atau jika Anda ingin memperoleh trending topics selama beberapa jam, harganya antara Rp 1 juta hingga Rp 4 juta,” ungkapnya.

Namun, Ulin Yusron yang menjadi salah satu juru bicara untuk tim kampanye Ahok menolak mengomentari soal buzzer itu. Hanya saja, dia menyebut kampanye Pilkada DKI 2017 memang sangat keras.

Menurutnya, penggunaan fitnah, ujaran kebencian dan hoaks di kontestasi politik begitu masif. “Secara alami, tim membentengi diri dengan pasukan pendukung, termasuk di media sosial. Ini bukan hal baru di politik,” katanya.(ara/jpnn)


Media Inggris The Guardian mengungkap hasil investigasi tentang buzzer bagi Basuki T Purnama alias Ahok pada Pilkada DKI 2017.


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News