Hoaks Marak di Kalangan Mahasiswa karena Tak Tuntas Membaca

Hoaks Marak di Kalangan Mahasiswa karena Tak Tuntas Membaca
Algooth Putranto, pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie. Foto: dok.pri for JPNN.com

“Meski demikian, portal berita dalam hal sumber informasi masih berada di atas radio. Tapi itu tipis saja. Bahkan dalam hal durasi konsumsi radio dan portal berita berada dalam konsumsi seimbang yaitu satu jam,” tutur Algooth Putranto, pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie.

Dari survei ini, lanjutnya, kenyataan pahit dialami media cetak baik itu koran, majalah dan tabloid yang selalu berada di peringkat terbawah dalam hal jenis media yang dikonsumsi maupun sebagai sumber informasi.

“Sebagai generasi milenial, mahasiswa-mahasiswi Jakarta meletakkan media cetak sebagai pilihan informasi paling akhir. Ini dapat menjadi indikasi kemajuan teknologi tidak membuat tingkat literasi media tradisional yaitu media cetak meningkat,” tuturnya.

Salah satu alasan tingginya tingkat konsumsi generasi Z terhadap sosial media adalah kemampuan mengintegrasikan teks, gambar dan audio-video. Sosial media Instagram menjadi pilihan utama generasi Z, disusul oleh sebagian kecil pengguna Facebook dan Twitter.

Menariknya jenis informasi favorit mahasiswa generasi Z yang dikonsumsi dari sosial media identik dengan informasi yang disajikan oleh media televisi dan majalah yaitu politik bagi mahasiswa dan lifestyle bagi mahasiswi.

Sementara informasi politik menjadi hal yang paling dicari oleh mahasiswa dan mahasiswi dari portal berita dan surat kabar. Sedangkan tabloid menjadi rujukan lifestyle bagi mahasiswa dan mahasiswi. Khusus radio, informasi favorit mahasiswa-mahasiswi relatif merata namun harus disampaikan secara talkshow.

Meski demikian, Algooth mengingatkan survei yang dilakukan mahasiswa kelas etika dan hukum media Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie tidak boleh dijadikan sebagai patokan perilaku konsumsi media seluruh mahasiswa di Jakarta.

Pangkalnya metode survei yang dilakukan sebatas ditujukan mencari indikasi awal perilaku konsumsi media mahasiswa di Jakarta karena dilakukan di 30 kampus yang tersebar di lima wilayah DKI.

Berita bohong atau hoaks marak beredar di kalangan terdidik mahasiswa di kampus-kampus Jakarta. Menurut sebua survei, salah satunya penyebab merajalelanya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News