Honorer Tua itu Lirih Ucapkan Takbir, Menangis, Lantas Dipeluk Rekan-rekannya
Rabu, 26 Februari 2014 – 15:44 WIB
Pada tahun 2007, ia dipindahtugaskan ke Puskesmas Gebang yang cukup dekat wilayah perkotaan. Barulah, ia mengalami sedikit kenaikan gaji menjadi Rp 850 ribu.
"Dulu kami jalan kaki 18 km kalau kerja. Mau cicil motor, gaji enggak cukup. Untung saya dikasih tahu teman soal tes ini, makanya, saya ikut. Tapi ternyata tak lolos. Saya harus apa lagi sekarang. Umur saya sudah segini, apa bisa tes lagi," keluhnya.
Ama menyatakan ia sudah tak punya banyak tuntutan lagi. Ia hanya berharap pemerintah mengangkatnya menjadi PNS, bersama teman-temannya yang lain. (flo/jpnn)
SEORANG honorer asal Cirebon, Ama (47), tak kuasa menahan tangis saat diminta berorasi di depan ribuan honorer di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (26/2).
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor