HOREE: Pengurus Organisasi Belum Terbentuk, Dua Atlet Sepatu Roda Lolos PON

HOREE: Pengurus Organisasi Belum Terbentuk, Dua Atlet Sepatu Roda Lolos PON
HOREE: Pengurus Organisasi Belum Terbentuk, Dua Atlet Sepatu Roda Lolos PON

jpnn.com - TERNATE – Atlet Sepatu Roda Maluku Utara, meski belum memiliki kepengurusan organisasi secara resmi, bukan berarti mereka tak bisa mengukir prestasi. Terbukti dua atlet mampu lolos mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) di Bandung Jawa Barat 2016 mendatang.

Atlet yang bergabung dalam induk organisasi Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Porserosi) Maluku Utara (Malut) ini, berhasil membuktikan kapasitasnya dengan mewakilkan dua atlet ke PON  tahun depan. Satu dari dua atlet yang dipastikan tampil di multi event empat tahunan itu adalah Adi Hariyadi yang turun di nomor 500 meter (M), sedangkan satu atlet lainya masih menunggu keputusan Pengurus Besar (PB) Porserosi karena berhasil mendapat wild card.

“Nomor yang dimainkan meloloskan 8 atlet. Adi berhasil finis di urutan ke-5. Sedangkan satu atlet lagi belum tahu siapa, tapi jatahnya sudah ada karena memperoleh wild card dengan pertimbangan pengembangan potensi prestasi dan pemerataan cabang olahraga,” kata Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Malut La Samsudin, Senin (7/12) seperti dilansir Harian Malut Pos (Grup JPNN.com).

Meski terkesan mendadak, namun keberhasilan ini membuat KONI Malut melalui Bidang Pembinan Prestasi bergerak cepat membentuk Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Porserosi) Maluku Utara (Malut).

“Sebelumnya, keikutsertaan sepatu roda di kualifikasi masih di bawah KONI Malut karena kepengurusan belum ada. Tetapi capaian ini KONI Malut secepatnya membentuk kepengurusan guna mempersiapkan diri ke PON, “ tandas Samsudin.

Terpisah, Adi Hariyadi dikonfirmasi mengaku senang dan bangga bisa mewakili Malut di ajang sekelas PON. Namun di balik capainnya, pria jangkung ini sedih dengan cabor yang dikenalnya sejak usia 10 tahun itu kurang mendapat perhatian.

Menurutnya, Malut harus punya arena sepatu roda yang representatif sehingga mampu melahirkan banyak atlet potensial. Dia mengaku selama kualifikasi dia harus meminjam helm atlet lain sebelum turun arena.

“Banyak kisah tidak mengenakkan selama kualifikasi, tapi itu tidak penting. Sekarang bagaimana saya bisa berprestasi di PON, minimal menyumbang medali,” tandas Adi.(cr-06/ici/fri/jpnn)


TERNATE – Atlet Sepatu Roda Maluku Utara, meski belum memiliki kepengurusan organisasi secara resmi, bukan berarti mereka tak bisa mengukir


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News