Hotspots Karhutla Telah Turun 90 Persen

Hotspots Karhutla Telah Turun 90 Persen
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Djati Witjaksono Hadi. Foto : Humas KLHK

Untuk hari ini, Sabtu 28 September 2019 tren penurunan kembali terjadi, pagi ini pukul 06.02 wib. Terdapat 136 titik panas di seluruh Indonesia. Khusus di wilayah rawan karhutla, di Riau terdapat 2 titik, Jambi 17 titik, Sumatera Selatan 3 titik, Kalimantan Barat tidak ditemukan titik panas, Kalimantan Tengah terdapat 4 titik, Kalimantan Selatan 1 titik, dan Kalimantan Timur terdapat 27 titik.

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh BPPT sangat membantu upaya pemadaman di darat, sehingga dapat menurunkan jumlah titik panas. Dalam satu minggu ini, hujan sudah turun di Provins Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat seperti di wilayah Singkawang Bengkayang, Sukadana, dan beberapa wilayah lainnya.

Hujan juga turun di wilayah Kalimantan Tengah. Untuk Provinsi Riau, tim Manggala Agni, TNI, POLRI dan Masyarakat Peduli Api tetap menyiagakan 38 posko khusus di daerah rawan karhutla, dan masih dilakukan upaya pemadaman di Kecamatan Dumai Timur, Dumai Selatan, Medang Lampung, hingga Rengat.

Wilayah-wilayah ini diketahui memiliki lahan gambut yang cukup dalam sehingga perlu dilakukan juga pemadaman darat. KLHK mencatat tidak terjadi hambatan dalam aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.

Provinsi Sumatera Selatan yang dalam beberapa hari mengalami hujan, juga menunjukkan penurunan titik panas. Namun, tim satgas masih melakukan pemadaman melalui darat untuk wilayah yang belum padam.

Seperti di Desa Muara Medak, Kecamatan Sungai Rotan, dan Kabupaten Muara Enim. Secara keseluruhan jarak pandang di wilayah rawan karhutla cukup baik, sehingga penerbangan masih dapat dilakukan di Provinsi rawan karhutla ini, seperti di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, di mana cuaca masih sedikit berasap, dengan jarak pandang 1km, tetapi tidak mengganggu penerbangan dari dan ke wilayah Kalimantan Tengah. Begitu juga dengan Kalimantan Barat, kondisi cuaca yang berawan, dengan jarak pandang 7 km, pukul 06.00 pagi tadi beberapa pesawat terbang berhasil take off.

Hingga 27 September kemari, sebanyak 211.216 kg garam telah disemai untuk mempercepat pertumbuhan awan sehingga turun hujan. Upaya waterbombing di seluruh kawasan Indonesia juga terus dilakuakn. Hingga kemarin, total 45 pesawat atau helicopter dikerahkan dan telah menggunakan 317.204.114 liter air untuk memadamkan api di seluruh kawasan Indonesia

2015 merupakan kondisi terparah dari karhutla di Indonesia, sehingga tahun tersebut menjadi dasar studi penanganan kebakaran hutan dan lahan nasional, namun dengan kondisi tahun 2019 yang mengalami jangka waktu kemarau lebih panjang dari tahun 2019, secara nasional usaha satgas karhutla mampu meredam penyebaran titik panas dan titik api sebesar 55,74% dibanding 2015, artinya secara umum pemerintah berhasil mengurai kusutnya bencana karhutla.

Teknologi Modifikasi Cuaca yang dilakukan oleh BPPT sangat membantu upaya pemadaman di darat sehingga bisa menurunkan jumlah titik panas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News