Hujatan Tahunan

Oleh Dahlan Iskan

Hujatan Tahunan
Dahlan Iskan di Xinjiang, Tiongkok. Foto: disway.id

Kekuasaan presiden yang terbatas seperti sekarang dianggap menghambat kemajuan. Trump kelihatan begitu iri kepada Xi Jinping –yang semua kata-katanya harus terwujud di lapangan.

Demikian juga betapa kesal Trump melihat pemerintah pusat yang tidak bergigi di mata negara bagian.

Maka pilpres sebulan lagi ini harus dimenangkan incumbent. Bahkan Trump sudah nekad: tidak mau meninggalkan Gedung Putih kalau dikalahkan oleh pemilu yang ia anggap tidak beres.

Trump sudah mencurigai Demokrat akan curang: lewat kartu suara yang dikirim dengan pos.

Trump juga bertekad akan melawan sistem penghitungan suara yang melebihi jam yang ditentukan. Ia akan minta Mahkamah Agung yang memutuskan sah tidaknya perhitungan suara itu.

Trump juga akan mengerahkan jaksa federal untuk menggugat semua negara bagian yang ia anggap penghitungan suaranya tidak beres.

Ia sudah menemukan bukti awal: ada 9 surat suara yang  masuk ke tempat sampah. Semua suara itu dikirim lewat pos. Tujuh di antaranya memilih Trump. Yang dua lagi tidak jelas untuk siapa.

Surat suara di tempat sampah itu ditemukan di negara bagian Pennsylvania. Yang dulu Trump menang di sini. Yang diramalkan, sesuai hasil survei, kali ini Trump pasti  kalah.

Untung, komunisme di Indonesia memperlihatkan tabiat yang buruk di masa lalu yang bisa dihujat kapan pun kita mau. Sayang, komunis di Tiongkok bisa membawa kemakmuran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News