Hujatan Tahunan

Oleh Dahlan Iskan

Hujatan Tahunan
Dahlan Iskan di Xinjiang, Tiongkok. Foto: disway.id

Kelompok tertentu di sayap kanan –yang mendukung Trump– lagi menyiapkan konsep baru. Yakni agar lembaga kepresidenan di Amerika bisa lebih berkuasa. Bisa lebih kuat. Agar seorang presiden bisa membuat keputusan cepat --untuk jangan sampai terkejar Tiongkok.

Kelompok itu, dimotori Menlu Mike Pompeo dan Jaksa Agung William Barr, juga menginginkan agar pemerintah pusat (pemerintah federal) bisa lebih kuat di mata pemerintah daerah (negara bagian).

Sekarang ini pemerintah pusat juga lagi ingin memerkarakan wali kota Seattle. Sang wali kota dianggap melakukan pembiaran.

Bagaimana bisa, penduduk enam blok di kota itu memisahkan diri dari pemda. Untuk menjadi kawasan Unincorporated –tidak boleh ada polisi masuk ke kawasan itu.

Pemerintah pusat juga lagi menyiapkan berbagai gugatan kepada kepala daerah yang membiarkan demo-demo. Padahal, kata Barr, pemda bisa mengenakan pasal pidana ''melakukan provokasi'' kepada para pendemo itu.

Namun untuk bisa mengubah Amerika, kelompok ini memerlukan kemenangan pemilu di banyak cabang kekuasaan: Presiden Donald Trump harus menang pilpres lagi.

Senat (DPD) harus tetap dikuasai Republik. House (DPR) harus direbut dari Demokrat. Dan Mahkamah Agung harus diisi orang-orang yang pro Trump.

Karena itu Trump segera mencalonkan hakim agung yang baru –Amy Coney Barrett yang konservatif– untuk mengganti Ruth Bader Ginsburg yang baru saja meninggal dunia. Karena itu pemilu sekarang ini amat hidup-mati bagi kelompok kanan.

Untung, komunisme di Indonesia memperlihatkan tabiat yang buruk di masa lalu yang bisa dihujat kapan pun kita mau. Sayang, komunis di Tiongkok bisa membawa kemakmuran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News