Humanisme Masa Lalu Sang Doctor of Humanities

Humanisme Masa Lalu Sang Doctor of Humanities
Dahlan Iskan ketika menerima gelar Doctor Honoris Causa dari Arellano University, Manila, Filipina, Selasa (29/10).

jpnn.com - Arellano University di Manila, Filipina menganugerahkan gelar Doctor Honoris Causa (Dr HC) kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan, Selasa (29/10). Bagi perguruan tinggi di negeri Corazon Aquino itu,  Dahlan Iskan adalah sosok yang memiliki sisi kemanusiaan tinggi dan membawa harapan tersendiri.

Don Kardono, Manila
 
PHILIPPINE International Convention Center (PICC) yang hening saat prosesi penganugerahan gelar Doktor Kehormatan (Dr Honoris Causa) kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan, tiba-tiba bergemuruh tawa. Sampai-sampai Francisco P.V Cayco MBM, Chairman and CEO Arellano University yang duduk di bangku senat bersebelahan dengan Maria Teresa N Rivera Ed.D, Vice President for Academic Affairs Arellano University, saling pandang, saling senyum, saling mengernyitkan dahi, dengan Maria Teresa N Rivera Ed.D, Vice President for Academic Affairs yang berada di sebelahnya. Seolah mereka tak percaya.

Setragis itukah kisah masa lalu Dahlan Iskan? Raut muka Francisco dan Maria menampakkan kesan “tak percaya”. Terutama, ketika Dahlan Iskan bercerita tetang masa kecilnya yang sangat sangat miskin.

Mantan Dirut PLN itu sejatinya hanya ingin menggambarkan bahwa suasana miskin era sekarang dengan kategori miskin di zaman itu, ibarat bumi dengan langit. Jauh berbeda. Miskinnya sekarang, masih bisa ke mall, punya TV, bahkan masih pegang handphone dan sepeda motor.

Dahlan seolah sedang memutar kembali film dokumenter semasa SD yang dibintanginya sendiri. Dia harus berjalan kaki menuju ke sekolah yang jaraknya 6 kilometer. Artinya, Dahlan kecil harus berjalan kaki setidaknya 12 km pergi pulang.  Itu pun dia jalani dengan tanpa sepatu maupun alas kaki.

Dahlan kecil juga hanya memiliki sepotong baju. Bagaimana ketika baju itu kotor dan harus dicuci? “Saya main-main di sungai. Berenang dan menangkap ikan, sambil menunggu baju itu kering di jemuran,” jelas Dahlan.

Kata-kata itu rupanya membuat seisi ruangan tak bisa menahan tawa. Tetapi, sebenarnya Dahlan tidak sedang bermaksud untuk melucu, apalagi melawak ala stand up comedy. Forum yang dihadiri sekitar 1000 audience yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan pelajar Indonesia yang bersekolah di Filipina itu terlalu serius untuk mengocok perut dengan humor yang menertawakan diri sendiri.

Suasana serupa juga terjadi saat Dahlan memaparkan kisahnya ketika pertama kali dibelikan sepatu oleh ayahnya. Itu terjadi di kelas dua Madrasah Aliyah, setingkat SMA. “Saya dibelikan sepatu bekas, yang sudah berlubang di ujung jempolnya. Saya rawat, dan hanya saya pakai pada hari Senin, agar sepatu ini bisa awet dan masih bisa dipakai sampai lulus sekolah nanti,” kata Dahlan yang mengenakan toga dan topi kehormatan itu.

Arellano University di Manila, Filipina menganugerahkan gelar Doctor Honoris Causa (Dr HC) kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan, Selasa (29/10). Bagi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News