Hutan Akademik, Mekar dan Rimbunlah Ebonyku

Hutan Akademik, Mekar dan Rimbunlah Ebonyku
Hutan Akademik, Mekar dan Rimbunlah Ebonyku
Tugas ekstraberat kini memang kini dihadapi Unismuh. Selain harus merawat kampusnya seluas 18 hektar, mereka juga harus menjaga, merawat, dan mengembangkan  Hutan Akademik yang pertama di Indonesia ini.  Dan, Bang Zul,  tampaknya tahu betul tugas mahaberat itu. Karena itu, di samping akan memberikan subsidi, orang nomor satu di Departemen Kehutanan ini meminta Unismuh bisa bekerja sama dengan pengelola Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu. Kerja sama itu mutlak harus dilakukan karena Hutan Akademik ini diarahkan untuk menjadi hutan pendidikan dan pusat penelitian kehutanan.

Kalau  kerja sama ini ini terwujud tentu masyarakat kehutanan di Indonesia boleh berharap banyak dari sana. Sebab, nama Taman Nasional Lore Lindu adalah sebuah ikon.  Tempat ini merupakan kawasan konservasi yang sudah diakui berbagai kalangan  sebagai paru-paru dunia. 

Taman nasional ini merupakan laboratorium alam yang memiliki peran amat signifikan dalam dunia pendidikan. Mengapa? Secara biogeografis, Lore Lindu merupakan daerah peralihan antara Zona Asia dan Zona Australia. Kalangan terbatas yang paham masalah kehutanan di Indonesia mengenal area ini sebagai Wallace Line atau Garis Wallace. Wallace Line dinilai istimewa  lantaran memiliki potensi flora, fauna, dan ekosistem yang sangat spesifik.

Tidak hanya itu. Taman Nasional Lore Lindu juga merupakan kawasan konservasi ekosistem daratan yang secara mondial diakui eksistensinya oleh badan pangan dunia, UNESCO. Salah satu bid atau penawarannya yang paling mutakhir  adalah mempromosikan keseimbangan relasi antara manusia dan alam. "Saya berharap Unismuh Palu bisa bekerja sama dengan taman nasional ini, utamanya untuk pemanfaatan dan pengembangan potensi wisata alam," kata  Zulkifli Hasan.

Di samping menjadi pelopor kerja sama dengan TN Lore Lindu, Bang Zul meminta Sivitas Akademika Unismuh  berkolaborasi dengan instansi lain untuk mengembangan potensi wisata alam di Sulteng, baik yang berada di Kawasan Hutan Akademik maupun kawasan hutan lainnya.

KEBAHAGIAAN memang harus dibagi dengan orang lain. Premis yang mirip-mirip dengan adagium sosial itu dilakukan Menteri Kehutanan Republik Indonesia,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News