Hybrid Bank Jadi Strategi BRI di Era Digitalisasi

Adapun latar belakang upaya itu adalah riset internal atas pasar utama perseroan yaitu pelaku UMKM.
Nasabah UMKM terutama di mikro dan ultra mikro, sudah familiar dengan gawai tetapi pengetahuannya masih terbatas dengan produk-produk keuangan.
“Kemudian cash transaction masih menjadi pilihan utama dan mereka lebih senang memilih lembaga keuangan itu yang sifatnya local. Kenapa demikian? Karena mereka sebenarnya butuh agility, butuh flexibility, karena memang ternyata mereka itu memiliki cash flow rata-rata tidak stabil dan kemudian mereka memilih hubungan-hubungan lewat agen daripada lewat institusi keuangan formalnya itu sendiri,” imbuh Sunarso.
Sunarso menegaskan BRI siap menjadi digital banking, tetapi tidak meninggalkan sistem manual.
"Kami ikuti saja journey-nya masyarakat dan pastikan bahwa seluruh program kita baik yang sifatnya manual ataupun yang digital kita kawal dari atas sampai ke bawah dan kita pastikan bahwa semua inisiatif yang kita rencanakan itu bisa dieksekusi dengan baik,” pungkas Sunarso. (jpnn)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bakal merealisasikan salah satu aspirasi besarnya pada 2025, yaitu menjadi Champion of Financial Inclusion.
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- Sidang Gugatan Pedagang Ayam vs BRI Ditunda Lagi, Haris Azhar Kritik Ketidaksiapan Bank
- Bank Raya Dukung Skolari Tumbuh dan Mengelola Keuangan Komunitas Lebih Baik
- ZCorner Dorong UMKM Halal dan Pemberdayaan Mustahik
- Sumur Minyak Rakyat Kecil Bakal Dibuat Regulasinya
- Waka MPR: Upaya Pemberdayaan Perempuan Bagian Langkah Strategis
- Promosikan Hasil Riset GRS BPDP, AII: Bisa Dihilirisasi Petani dan UMKM